Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dina Amalia
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Dina Amalia adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Kompas.com - 24/10/2024, 11:45 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Ketika hak ekonomi sudah tidak lagi didapatkan/diperoleh, agaknya membuat pegiat perbukuan jadi memudar bahkan enggan untuk berkarya lagi.

Pemerintah Tak Mampu Melindungi

Melansir dari Warta Ekonomi, pemerintah mempunyai regulasi yang agaknya terkesan memayungi pelaku/oknum pembajak, yakni melalui surat edaran Menkominfo No.5 pada tahun 2016 mengenai Batasan & Tanggung Jawab Penyedia Platform & Pedagang/Merchant melalui 'Electronic Commerce' yang berwujud 'User Generated Content'.

Jadi, pemerintah secara tidak langsung melindungi/memayungi toko dan produk bajakan, sebab mereka memiliki UU, di mana marketplace atau pasar online tidak dapat disalahkan jikalau memang terdapat produk/buku bajakan yang terjual bebas disana.

Belajar dari pengalaman ketika menjual buku bekas original di marketplace, mengenai pemasaran di pasar online sendiri khususnya produk-produk buku.

Sebenarnya ada copyright selayaknya di media lain seperti portal video sharing youtube, yang mana produk-produk yang memiliki hak cipta langsung terdeteksi dan tidak diperkenankan untuk dipasarkan, jikalau sudah meng-klik 'upload', produk tetap tidak terlihat oleh konsumen karena langsung ditempatkan pada bagian arsip.

Ketika hal ini terjadi, biasanya dari sisi pemasar sudah diberi peringatan saat baru mengisi judul atau deskripsi produk, yang mana produk tersebut memiliki hak cipta, seketika langsung muncul peringatan berwarna merah memenuhi kolom tersebut yang menjelaskan bahwa produk memiliki hak cipta.

Tetapi dalam kategori buku sendiri, herannya hanya sebagian kecil saja yang terdeteksi (di marketplace) memiliki hak cipta, itupun dari sisi 'judul' saja, dan jikalau pemasar kekeh tetap mau memasarkan biasanya akan mengganti kosa kata judul dengan menyelipkan angka. 

Hal ini, seakan juga menjadi tamparan tersendiri, bahwasannya sistem memang tidak mampu dan tidak bisa membedakan mana produk asli dan mana produk bajakan.

Apa Solusinya?

Mewarta dari Kompas.id, penulis dan penerbitnya lah yang harus aktif dan gencar melapor kepada (PPNS) Ditjen Kekayaan Intelektual hingga polisi.

Sebab, tanpa adanya pengaduan dan laporan yang memberikan bukti-bukti, maka PPNS hingga polisi tidak akan tahu mana saja judul buku yang telah dibajak dan tidak akan bisa untuk membedakan mana buku original / mana buku bajakan.

Meski demikian, pembajakan buku bukan hanya berakar dari sisi penjual/pengedarnya saja, melainkan mereka masih terus hidup berkat pujaan dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat.

Stop berdalih 'untuk ilmu pengetahuan', pembajakan bukanlah hal kecil dan membutuhkan dukungan besar.

Jika kita senang membaca atau sekedar membutuhkan buku untuk keperluan tertentu, gunakanlah buku original, sangat tidak masalah jika tidak mau membelinya, karena bisa meminjam di perpustakaan ataupun kerabat terdekat.

Tetapi, jangan sampai keengganan kita untuk membeli buku original jadi menormalisasi penyebaran buku bajakan.

Semoga ulasan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kamu dalam mengenal luasnya dunia buku. Salam literasi, salam hangat, sehat-sehat selalu untuk kamu.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pembajakan Buku Kian Dipuja: Penulis dan Penerbit Merugi, Pemerintah Tak Bisa Melindungi"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Masih Adakah Harapan di Tengah Keputusasaan?

Masih Adakah Harapan di Tengah Keputusasaan?

Kata Netizen
Dodol Wijen, Dodol Tradisional dari Desa Serdang Kulon

Dodol Wijen, Dodol Tradisional dari Desa Serdang Kulon

Kata Netizen
Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Kata Netizen
Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Kata Netizen
Oktober sebagai Bulannya Para Penyayang Hewan, Kenapa?

Oktober sebagai Bulannya Para Penyayang Hewan, Kenapa?

Kata Netizen
Praktik Joki Ilmiah, Bagaimana Menghilangkannya?

Praktik Joki Ilmiah, Bagaimana Menghilangkannya?

Kata Netizen
Buka Warung Makan, Kapan Waktu yang Tepat Rekrut Pegawai?

Buka Warung Makan, Kapan Waktu yang Tepat Rekrut Pegawai?

Kata Netizen
Katanya Susah Nabung, tetapi Belanja Terus

Katanya Susah Nabung, tetapi Belanja Terus

Kata Netizen
BIsakah Menjamin Ketahanan Pangan lewat Real Food?

BIsakah Menjamin Ketahanan Pangan lewat Real Food?

Kata Netizen
Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Kata Netizen
Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Kata Netizen
Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Kata Netizen
Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Kata Netizen
Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Kata Netizen
Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau