Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulius Roma Patandean
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yulius Roma Patandean adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kompas.com - 06/11/2024, 22:11 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sampah adalah limbah sisa aktivitas manusia berupa makanan, kertas, plastik, kardus, botol, pakaian dan beragam limbah rumah tangga lainnya. 

Kepedulian akan sampah ini sebenarnya masih sangat minim. Bagi negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Singapura, misalnya; mereka telah mampu mengelola dan memberdayakan sampah. 

Kondisi kontras terjadi di negara miskin dan sedang berkembang. Termasuk di Indonesia yang saat ini masih sedang bertumbuh sebagai negara berkembang. Sampah masih menjadi pemandangan utama di mana-mana. 

Beberapa kebijakan provinsi dan kabupaten/kota terkait penanganan dan pengelolaan sampah memang telah diterbitkan lewat peraturan gubernur dan peraturan bupati. 

Kendalanya adalah kebijakan dan aturan hanya melintas lewat dokumen ke tengah masyarakat. Sangat minim pemerintah daerah yang benar-benar konsisten menangani sampah. 

Melihat kondisi demikian, cara sederhana untuk memulainya adalah melalui praktik baik pendidikan di sekolah. Siswa sudah semestinya memiliki kedisiplinan membuang, memilah dan mengelola sampah. 

Sikap abai terhadap sampah sepertinya masih menjadi bagian dari budaya tidak sehat di berbagai tempat. Sehingga budaya buruk ini perlu digerus secara perlahan menjadi budaya membuang sampah dengan tepat.

Hanya lewat pendidikan di sekolah program mendisiplinkan warga membuang sampah bisa terwujud. Tentunya dengan komitmen pemerintah melalui pemangku kepentingan di dunia pendidikan untuk tanpa lelah menuntun siswa di seluruh penjuru negara untuk disiplin membuang, memilah dan mengelolanya. 

Jika ini bisa terwujud, maka Indonesia bisa menjadi negara yang berperan aktif dalam mewujudkan keselamatan bumi di masa sekarang dan masa akan darang melalui dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) yang selama ini telah digaungkan oleh PBB. 

Konsep pengolahan sampah di sekolah-sekolah Indonesia telah ada. Tempat sampah pun sudah ada di tiap kelas dan lingkungan sekolah.

Hambatannya adalah kurangnya ajakan untuk mendisiplinkan siswa membuang sampah. Akibatnya, warna dan tulisan untuk memilah jenis sampah pada tong sampah jarang dipatuhi. Semua sampah menyatu dalam satu tempat.

Ketika pemulung datang, sampah yang tadinya tersimpan baik, justru berantakan. Makin parah ketika kucing dan anjing liar mengais sampah. Kondisi sampah berantakan dan berserakan di mana-mana.

Inilah praktik baik yang saya dapatkan dan lihat langsung di sekolah Korea Selatan yang ada di Kota Jeju. Setiap hari, siswa di Jejuseo Middle School mengelola sampah dengan penuh kedisiplinan. 

Dimulai dengan mengurangi barang bawaan dari rumah yang bisa menimbulkan sampah, seperti permen, snack dan air kemasan. Mereka membawa tumbler sendiri sebagai wadah minum. Sementara untuk makan siang, disediakan gratis di sekolah. 

Di masa makan siang, siswa dengan telaten dan secara sadar mengumpulkan sisa makanan mereka pada tong sampah yang telah disediakan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau