Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Noer Ashari
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Noer Ashari adalah seorang yang berprofesi sebagai Operator. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Membedakan Respon Patuhnya Anak, Sayang atau Takut?

Kompas.com - 30/11/2024, 17:01 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

3. Tetap Baik Meski Tidak Diawasi

Kepatuhan anak yang didasari rasa sayang itu tulus, nggak tergantung apakah orang tua ada di situ atau nggak. Misalnya, mereka tetap jujur, menjaga sikap, dan tahu batasan walau lagi sendirian.

4. Mudah Bergaul dan Jujur

Anak yang tumbuh dengan kasih sayang biasanya punya rasa percaya diri yang baik. Ini membuat mereka mudah bersosialisasi, nggak takut salah, dan terbiasa jujur karena tidak khawatir akan dihukum.

Pola asuh yang berbasis pada rasa sayang akan menciptakan hubungan yang sehat antara anak dan orang tua. Anak merasa dicintai, dihargai, dan didengar. 

Efeknya, mereka tumbuh jadi pribadi yang lebih percaya diri, empati, dan punya kemampuan komunikasi yang baik. Selain itu, anak juga cenderung lebih bahagia dan punya kontrol emosi yang stabil. 

Intinya, kasih sayang itu investasi jangka panjang yang membuat anak tidak hanya patuh, tapi juga jadi orang baik di masa depan.

Anak Nurut Karena Takut

Kalau anak nurutnya karena takut, itu beda banget rasanya dibanding karena sayang. Kepatuhannya cuma di di depan aja, tapi sebenarnya di dalam hatinya lain cerita. 

***

Berdasarkan pengalaman, ada 4 ciri anak yang nurut kepada orang tua karena takut:

1. Menjaga Jarak dengan Orang Tua

Anak yang takut dengan orang tua biasanya tidak merasa nyaman untuk dekat. Mereka lebih memilih jaga jarak, baik secara fisik maupun emosional. 

Bukan karena nggak sayang, tapi karena takut dimarahi, dikritik, atau bahkan dihukum kalau berbuat salah.

2. Enggan Curhat

Anak jadi lebih tertutup dan jarang cerita soal masalah atau perasaannya. Mereka khawatir curhat malah jadi bahan ceramah atau dimarahi. 

Akhirnya, mereka lebih memilih memendam atau cerita ke orang lain, yang belum tentu kasih solusi yang tepat.

3. Patuh Hanya di Depan Orang Tua

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Kata Netizen
Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Kata Netizen
Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Kata Netizen
Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Kata Netizen
Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Kata Netizen
Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kata Netizen
Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Kata Netizen
Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kata Netizen
Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Kata Netizen
Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Kata Netizen
Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Kata Netizen
'Mindful Eating' di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

"Mindful Eating" di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau