Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Entah kenapa, perpaduan antara aroma nanas dan cengkeh sangat kental terasa ketika mencicipi nastar dan membuat rasanya jadi berbeda dengan nastar lainnya.
Mama menyimpan kue kering hasil olahannya dalam kaleng bekas biskuit, dan ditata dalam toples kaca pada hari Natal. Kadang kami iseng mengambil kue kering diam-diam, tanpa sepengetahuan mama.
Kue semprit jadul, model dan bentuknya sederhana. Berbeda dengan kue semprit jaman sekarang yang sangat bervariasi dan beraneka rasa. Kue semprit jadul, hanya dicetak lurus, sepanjang 5 cm, dengan warna coklat dan putih yang berjejer. Rasanya sangat luarbiasa.
Satu lagi kue favorit kami yang selalu ditunggu. Kue cicinggo. Kue cicinggo terbuat dari adonan tepung, kacang dan mentega. Adonan ini sedikit berminyak, namun sangat menggoda untuk dicomot. Kue ini bisa dicetak dalam bentuk apa saja, bintang, bulat, segitiga, tergantung selera.
Kue cicinggo relatif lebih mudah ditemukan, dibandingkan dengan kue kering lainnya, tapi tetap saja masa itu menjadi harta yang ditunggu. Perpaduan aroma kacang dan mentega memberi citarasa gurih dan khas.
Mengapa Kue Kering Jadul Terasa Enak?
Kue kering jadul terasa lebih enak, kata mama saya karena dibuat dari bahan yang terbaik.
Selain itu, mungkin karena dibuat dengan kasih sayang, seluruh anggota keluarga turut terlibat. Ada yang mengoles kuning telur, ada yang menggilas bahan, menambahkan gula atau mengocok telur secara manual.
Ini menjadi momen yang berharga bagi keluarga dan menciptakan ikatan yang lebih kuat.
Kue kering jadul ini adalah perpaduan sempurna antara rasa, tekstur, kenangan dan kesederhanaan yang ada di dalamnya..
Ah, jadi tambah rindu rumah masa kecil kami.
Raknamo-Kupang, 15 Desember 2024
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kue Natal dan Memori yang Terus Hidup"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.