Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Veronika Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Veronika Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Konsultan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Seberapa Besar Nasionalisme Diaspora Indonesia lewat Karya?

Kompas.com - 23/02/2025, 14:26 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Buktinya ada saja sesama orang Indonesia yang membuka jasa penukaran uang, terima SGD dan kemudian ditransfer ke rekening tabungan di Indonesia dalam bentuk rupiah, dengan kurs yang disepakati bersama.

Jasa ini memang tidak resmi, hanya atas dasar saling percaya saja. Tetapi, jika mereka bertahan, artinya masih ada orang Indonesia di luar Indonesia yang mengirim uang ke Indonesia. Bukankah itu juga meningkatkan devisa?

Pulang ke Indonesia, walau sebentar, adalah hal yang dinanti-nantikan buat sebagian besar dari kami. Tentunya di Indonesia pun kami tukar mata uang asing kami ke rupiah, minimal untuk belanja kami selama di Indonesia.

Saya sendiri, menjadi anggota komunitas di gereja yang salah satu tugas utamanya mengunjungi orang sakit. Yang paling utama untuk kami kunjungi adalah orang-orang Indonesia yang sedang berobat di Singapura.

Saya akhirnya tahu: orang-orang Indonesia yang berobat ke Singapura rata-rata adalah mereka yang penyakitnya sudah parah. Terkadang bukan karena mereka punya uang berlebih, tetapi karena dari Indonesia sudah tidak ada harapan sembuh. 

Pernah ada seorang ibu yang menemani suaminya berbulan-bulan berobat di Singapura. Pada akhirnya suaminya meninggal dunia. Ibu ini kebingungan karena dia sendirian di Singapura. Kami pun turun tangan membantu.

Walau cuma sekedar membereskan barang-barangnya, menenangkannya, dan mengantarkan ke airport, supaya dia bisa segera pulang ke Indonesia membawa jenasah suaminya.

Pernah juga ada turis Indonesia yang mengalami kecelakaan sampai koma. Kami, orang Indonesia di sana ikut patungan untuk sekedar meringankan beban biaya. 

Saya ingat keluarganya yang datang dari Indonesia menunjukan lembar tagihan rumah sakit, ketika kami datang menjenguk.

Saya berusaha menyembunyikan kekagetan ketika melihat angka yang tertera. Uang tabungan saya selama beberapa tahun di Singapura saja tidak sampai segitu.

Sementara, korban kecelakaan ini hanya hidup berdua saja dengan ibunya di Indonesia, dan bukan orang yang berduit juga. 

Pada akhirnya korban kecelakaan ini meninggal dunia. Informasi terkait selalu kami sampaikan ke komunitas, agar semuanya dapat langsung bergerak ketika dibutuhkan untuk membantu sesuai kapasitas masing-masing.

Kami tidak melihat orang itu siapa. Yang kami tahu, dia adalah orang Indonesia.

Masalah baju batik?  Ada loh saat acara tertentu kami dianjurkan menggunakan baju batik. Atau sekedar janjian untuk sama-sama mengenakan baju batik. Bahkan seorang teman orang Batak, selalu siap dengan ulosnya.

Dulu saya bercanda, "Rajin amat bawa-bawa ulos dari Indonesia". Tetapi lama-lama saya mengerti juga. Itu identitas sebagai orang Batak yang asli Indonesia. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau