Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Veronika Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Veronika Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Konsultan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Seberapa Besar Nasionalisme Diaspora Indonesia lewat Karya?

Kompas.com - 23/02/2025, 14:26 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Teman ini, dulu khusus mencari saya di gereja, karena mendengar ada orang Batak. Memang marga saya tidak pernah terlupakan kalau menulis nama. Pasti selalu saya cantumkan.

"Vero, tadi ada yang cari kamu", kata teman-teman.

Dalam hati saya bertanya-tanya, siapa ya? Kalau kenal pasti orang itu tahu no. HP saja.

Pada akhirnya kamipun berkesempatan bertemu, dan ternyata mereka adalah keluarga batak yang tinggal di Singapura. Bah! Senang kali pun berkenalan dengan mereka!

Padahal di Indonesia saja, orang Batak jaman sekarang lebih banyak yang cuek bodo amat, tidak bergeming kalau tidak sengaja berkenalan sesama orang Batak.    

Ketika saya sudah pulang ke Indonesia, saya melihat melalui media sosial, beberapa teman khusus pulang ke Jakarta untuk mengikuti Pilkada Jakarta. Mereka datang karena mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk memilih pemimpin terbaik versi mereka.

Seorang kenalan lain, seorang dosen, yang ketiga anaknya tinggal dan berkarya di Eropa dan Amerika, sering membagikan aktivitas anak-anaknya di media sosial. 

Suatu saat saya lihat, salah seorang anaknya yang berkarya di salah satu negara Eropa, akan menjadi narasumber webinar, berbagi pengalaman dan tips tentang bagaimana mendapatkan pekerjaan dan berkarya di sana setelah lulus sekolah dari perguruan tinggi di sana. 

Saya rasa ini adalah salah satu bentuk solidaritas sesama orang Indonesia. Tetapi entahlah, bagi orang Indonesia yang menilai rasa nasionalisme hanya dari keberadaan seseorang di Indonesia.

Buat saya sendiri, tidak berada di Indonesia pun belum tentu tidak ikut membantu kemajuan bangsa dan negara Indonesia. 

Pak Habibie juga dulu berkarir di Jerman, tetapi rasa nasionalismenya tidak diragukan. Saya ingat dalam film "Habibie dan Ainun", ada terselip kisah orang di sana yang mempertanyakan nama "Indonesia".

Memangnya di mana sih Indonesia itu? Rupanya mereka baru mendengar nama Indonesia. Berarti Pak Habibie sudah membuat mereka tahu kalau ada negara bernama "Indonesia". 

Mudah-mudahan mereka yang mengaku rasa nasionalismenya tinggi dapat memastikan kalau mereka tidak akan pernah menerima  "rejeki" yang bukan haknya dan juga tidak akan merasa sedang mendapat cobaan ketika ketahuan korupsi.  

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Seberapa Besar Nasionalisme Orang Indonesia yang Tinggal & Berkarya di Luar Negeri?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau