Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Teman ini, dulu khusus mencari saya di gereja, karena mendengar ada orang Batak. Memang marga saya tidak pernah terlupakan kalau menulis nama. Pasti selalu saya cantumkan.
"Vero, tadi ada yang cari kamu", kata teman-teman.
Dalam hati saya bertanya-tanya, siapa ya? Kalau kenal pasti orang itu tahu no. HP saja.
Pada akhirnya kamipun berkesempatan bertemu, dan ternyata mereka adalah keluarga batak yang tinggal di Singapura. Bah! Senang kali pun berkenalan dengan mereka!
Padahal di Indonesia saja, orang Batak jaman sekarang lebih banyak yang cuek bodo amat, tidak bergeming kalau tidak sengaja berkenalan sesama orang Batak.
Ketika saya sudah pulang ke Indonesia, saya melihat melalui media sosial, beberapa teman khusus pulang ke Jakarta untuk mengikuti Pilkada Jakarta. Mereka datang karena mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk memilih pemimpin terbaik versi mereka.
Seorang kenalan lain, seorang dosen, yang ketiga anaknya tinggal dan berkarya di Eropa dan Amerika, sering membagikan aktivitas anak-anaknya di media sosial.
Suatu saat saya lihat, salah seorang anaknya yang berkarya di salah satu negara Eropa, akan menjadi narasumber webinar, berbagi pengalaman dan tips tentang bagaimana mendapatkan pekerjaan dan berkarya di sana setelah lulus sekolah dari perguruan tinggi di sana.
Saya rasa ini adalah salah satu bentuk solidaritas sesama orang Indonesia. Tetapi entahlah, bagi orang Indonesia yang menilai rasa nasionalisme hanya dari keberadaan seseorang di Indonesia.
Buat saya sendiri, tidak berada di Indonesia pun belum tentu tidak ikut membantu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Pak Habibie juga dulu berkarir di Jerman, tetapi rasa nasionalismenya tidak diragukan. Saya ingat dalam film "Habibie dan Ainun", ada terselip kisah orang di sana yang mempertanyakan nama "Indonesia".
Memangnya di mana sih Indonesia itu? Rupanya mereka baru mendengar nama Indonesia. Berarti Pak Habibie sudah membuat mereka tahu kalau ada negara bernama "Indonesia".
Mudah-mudahan mereka yang mengaku rasa nasionalismenya tinggi dapat memastikan kalau mereka tidak akan pernah menerima "rejeki" yang bukan haknya dan juga tidak akan merasa sedang mendapat cobaan ketika ketahuan korupsi.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Seberapa Besar Nasionalisme Orang Indonesia yang Tinggal & Berkarya di Luar Negeri?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.