Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Keranjang-keranjang ini, yang nantinya akan diisi dengan hasil tangkapan, menunggu giliran untuk kembali digunakan dalam siklus penangkapan berikutnya.
Di tengah ketenangan sore itu, perhatian kami tertuju kepada sebuah kapal yang sedang sibuk memuat perbekalan.
Aktivitas ini menandakan persiapan untuk pelayaran panjang. Barang-barang seperti beras, mie instan, air mineral, dan kebutuhan pokok lainnya diangkut ke atas kapal dengan cermat.
Proses ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan persiapan matang sebelum memulai perjalanan di laut lepas.
Salah satu ABK yang kami ajak bicara mengungkapkan bahwa perjalanan menangkap cumi atau ikan biasanya memakan waktu antara empat hingga lima bulan, dengan tujuan perairan di Indonesia Timur.
Informasi ini menimbulkan rasa penasaran dalam diri saya mengenai alasan mereka memilih berlayar sejauh itu.
ABK tersebut menjelaskan bahwa perairan di Indonesia Barat sudah mengalami penurunan jumlah ikan, sehingga mereka harus mencari sumber daya laut yang lebih melimpah di wilayah timur.
Mendengar penjelasan tersebut, saya merenungkan betapa beratnya kehidupan para nelayan yang harus berlayar selama berbulan-bulan jauh dari keluarga dan kenyamanan daratan.
Mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kondisi cuaca yang tidak menentu, keterbatasan fasilitas di atas kapal, hingga risiko kesehatan.
Ketahanan fisik dan mental menjadi kunci bagi para nelayan untuk dapat menjalani profesi ini dengan sukses.
Selain itu, kebutuhan akan perbekalan yang cukup selama pelayaran panjang menjadi aspek krusial. Kesalahan dalam perencanaan logistik dapat berakibat fatal, mengingat keterbatasan akses terhadap sumber daya di tengah laut.
Oleh karena itu, setiap detail harus diperhatikan dengan seksama sebelum kapal meninggalkan pelabuhan.
Hasil tangkapan para nelayan Muara Angke sangat beragam. Selain cumi-cumi, mereka juga menangkap ikan seperti cakalang, tuna, kembung, tongkol, dan lain-lain.
Keberagaman ini mencerminkan kekayaan hayati perairan Indonesia yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak komunitas pesisir.
Ikan cakalang, bersama dengan tuna dan tongkol, memiliki peran penting dalam sektor perikanan tangkap di Indonesia.