Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cindy Carneta
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kompas.com - 31/03/2025, 17:18 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pernyataan "Selain donatur dilarang mengatur" yang dilontarkan Michele Halim belakangan ini memicu perdebatan sengit di media sosial. Dari ramainya diskusi tersebut kemudian muncul pertanyaan, siapa yang kira-kira tersindir atas penyataan tersebut?

Sebagian orang menganggap kalimat ini sebagai bentuk materialisme yang menormalisasi hubungan transaksional, sementara yang lain menilai ini sebagai bentuk pembelaan diri terhadap tuntutan yang tidak berdasar.

Seorang content creator pria, menanggapi pernyataan tersebut dengan kontra, mengatakan bahwa "Donatur tidak mengatur, yang mengatur itu pembeli."

Perdebatan ini semakin memanas dan membelah opini masyarakat menjadi dua kubu. Namun, sebelum menilai secara hitam putih, mari kita telaah lebih dalam dari perspektif psikologi dan realitas sosial. 

Makna Tersirat: Bukan Sekadar Soal Uang, tapi Soal Peran dalam Hubungan

Banyak orang terburu-buru menyimpulkan bahwa pernyataan Michele murni soal uang dan hubungan transaksional.

Padahal, jika dilihat lebih dalam, ada pesan tersirat yang lebih luas: "Jangan terlalu banyak berkomentar atau menuntut jika tidak memiliki kontribusi nyata."

Kontribusi di sini tidak selalu soal uang, melainkan peran dalam suatu hubungan. Baik itu hubungan asmara, pertemanan, atau profesional.

Dalam psikologi sosial, fenomena ini berkaitan dengan teori keseimbangan hubungan (Balance Theory) yang dikemukakan oleh Fritz Heider.

Seseorang cenderung merasa lebih berhak mengatur atau berpendapat ketika mereka memiliki keterlibatan langsung dalam suatu situasi. Sebaliknya, ketika seseorang tidak memiliki kontribusi, tetapi terlalu banyak menuntut atau mengkritik, ini menciptakan ketidakseimbangan yang memicu resistensi.

Oleh karena itu, kalimat "selain donatur dilarang mengatur" bisa dipahami sebagai mekanisme defensif untuk membungkam suara-suara yang tidak relevan dalam konteks tertentu.

Misalnya, dalam pertemanan, ada saja individu yang suka mengomentari gaya hidup, pekerjaan, atau keputusan seseorang, padahal mereka tidak memiliki peran apa pun dalam kehidupan orang tersebut.

Dalam dunia kerja, sering kali orang luar yang tidak memahami kondisi perusahaan malah sibuk mengatur dan menghakimi.

Dalam hubungan asmara pun sama. Banyak orang merasa berhak menilai pilihan seseorang tanpa benar-benar memahami dinamika yang terjadi. 

Mengapa Pernyataan Kontra tersebut Tidak Sepenuhnya Relevan?

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tentang Royalti Lagu 'Indonesia Raya' dan Rilis Versi Lokananta
Tentang Royalti Lagu "Indonesia Raya" dan Rilis Versi Lokananta
Kata Netizen
Mencicip Segala 'Rasa Singkawang' di Krendang, Jakarta Barat
Mencicip Segala "Rasa Singkawang" di Krendang, Jakarta Barat
Kata Netizen
Siapa Masih Jadikan Hujan sebagai Alasan Bolos?
Siapa Masih Jadikan Hujan sebagai Alasan Bolos?
Kata Netizen
Apa yang Lelaki Renungkan Sebelum Memutuskan Menikah?
Apa yang Lelaki Renungkan Sebelum Memutuskan Menikah?
Kata Netizen
Kita Bekerja untuk Membeli Waktu di Jakarta
Kita Bekerja untuk Membeli Waktu di Jakarta
Kata Netizen
Merasakan Pertumbuhan Ekonomi dari Kedai Kopi
Merasakan Pertumbuhan Ekonomi dari Kedai Kopi
Kata Netizen
Kenangan dari Pasar Comboran Tak Pernah Usang
Kenangan dari Pasar Comboran Tak Pernah Usang
Kata Netizen
Kasus eFishery dan Pembelajaran untuk Investor Saham
Kasus eFishery dan Pembelajaran untuk Investor Saham
Kata Netizen
Royalti Musik, Musisi Lokal, dan Dilema Pemilik Kafe
Royalti Musik, Musisi Lokal, dan Dilema Pemilik Kafe
Kata Netizen
Sudahi Buang Sampah di Laci Meja Sekolah, Ya!
Sudahi Buang Sampah di Laci Meja Sekolah, Ya!
Kata Netizen
Terpaksa Jadi Rojali karena Tak Ada Ruang Berkumpul
Terpaksa Jadi Rojali karena Tak Ada Ruang Berkumpul
Kata Netizen
Bisakah Kita PDKT dengan Bermodalkan Nekat?
Bisakah Kita PDKT dengan Bermodalkan Nekat?
Kata Netizen
Ketika Semua Gaji Diserahkan ke Istri, Suami Gak Pegang Uang?
Ketika Semua Gaji Diserahkan ke Istri, Suami Gak Pegang Uang?
Kata Netizen
Sisi Lain Rojali dan Rohana yang Perlu Orang Ketahui
Sisi Lain Rojali dan Rohana yang Perlu Orang Ketahui
Kata Netizen
Pasti Berhasil, Jalani Diet dengan Penuh Kesadaran
Pasti Berhasil, Jalani Diet dengan Penuh Kesadaran
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau