Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Sasaran penonton untuk semua umur, membuat film Jumbo cocok ditonton anak kecil hingga dewasa.
Cerita anak-anak sebagai pembuka pasti relate dan dekat dengan kehidupan. Lalu dengan kemunculan tokoh Meri, penonton akan memasuki dunia fantasi yang membuat jalan cerita semakin penasaran.
Meri punya kekuatan seperti tembus pandang, bisa terbang, hingga mengendalikan barang. Meski memang seperti cerita fantasi kebanyakan, tapi apa yang disajikan Jumbo memiliki daya tarik tersendiri khususnya bagi saya sebagai orang dewasa.
Cerita persahabatan antara Don, Meri, Nurman, dan Mae adalah bentuk persahabatan anak-anak pada umumnya yang masih polos, senang bermain, tapi juga punya impian.
Lewat kemasan fantasi ini tentu membuat kisah mereka semakin menarik diikuti, apalagi dengan sudut pandang anak-anak di dunia nyata yang memang punya khayalan menembus batas impian.
Yang jadi keunggulan selanjutnya ialah cerita fantasi ini dibarengi dengan animasi yang super keren layaknya film animasi luar negeri seperti Disney dan Pixar.
Bagaimana tidak, sang sutradara sekaligus penulis skenario, Ryan Andriandhy, telah bekerja sama dengan lebih dari 400 kreator berbakat di Indonesia yang waktu pembuatannya membutuhkan waktu hingga 5 tahun lamanya.
Tak heran bahwa hasil akhir dari kerja keras yang lama ini berbuah maksimal baik dari segi cerita maupun seni animasinya. Saya pun bahkan hampir tak percaya bahwa ini semua merupakan hasil karya dalam negeri karena kualitasnya yang sudah sekelas internasional.
Memaknai Peran Keluarga dan Sahabat
Kenapa film ini sangat cocok ditonton semua usia karena tema yang ada di dalamnya pun begitu dekat dengan kehidupan yang bisa dirasakan siapa saja, yaitu tentang keluarga dan persahabatan.
Keluarga, di mana Don telah kehilangan orangtuanya dan tinggal memiliki seorang nenek. Di satu sisi, ia juga punya sahabat yang menemaninya untuk berjuang di pentas seni 17-an. Hubungannya dengan Atta yang seperti air dan api pun terlihat akan menemukan ujung yang baik sebagai teman dan bukan lagi musuh.
Karakter Meri yang sebenarnya 'bukan manusia' seutuhnya pun tetap punya peran penting di sini dalam petualangan Don. Ini juga menjadi bukti bahwa hubungan persahabatan bisa tetap terjalin dengan siapa saja.
Hal-hal sederhana inilah yang sebenarnya akan terus melekat kepada siapapun tanpa memandang usia.
Itulah sebabnya ada perasaan hangat ketika selesai menonton film ini. Ya pokoknya campur aduk deh.
Kadang ketawa, takjub, tapi bikin sedih juga. Benar-benar seluruh emosi penonton akan dimainkan di sini.