Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Kita bisa membandingkan sosok mendiang Paus Fransiskus dan sosok Santo Fransiskus tersebut. Memang tidak salah jika Jorge Mario Bergoglio memilih Fransiskus sebagai nama kepausannya. Dari sepak terjangnya selama ini, bisa terlihat kalau Paus Fransiskus benar-benar menghayati dan mengamalkan spiritualitas St. Fransiskus di atas.
Dari sekian banyak nilai dan keteladanan yang dilakoni oleh Paus Fransiskus, paling tidak ada 3 nilai yang cukup menonjol.
Kesederhanaan
Santo Fransiskus pernah mengatakan "Tuhan saja cukup. Yang lain hanya sementara". Ini pernyataan yang kuat untuk menggambarkan spiritualitas kemiskinan yang dihayatinya. Semangat ini pun dihayati dan diamalkan oleh Paus Fransiskus dalam banyak kesempatan.
Pada kunjungannya ke Indonesia bulan September tahun lalu, kita sudah melihat sendiri bagaimana kesederhanaan Paus Fransiskus. Memilih menginap di Kedubes Vatikan, alih-alih di hotel mewah. Begitu pula dengan kendaraan yang ditumpanginya, Paus Fransiskus lebih memilih mengendarai mobil Toyoto Innova Zenix ketimbang mobil mewah yang biasa disiapkan untuk tamu negara, pun Paus lebih memiih duduk di samping sopir saat itu.
Bukan hanya gimmick, kesederhanaan Paus Fransiskus ini merupakan cara hidup yang dijalani sehari-hari dan diamini oleh banyak tokoh lintas negara dan agama.
Perdamaian
Paus Fransiskus adalah tokoh yang sangat menghargai kemanusiaan dan perdamaian. Dia sangat mengecam perang yang terjadi di seluruh dunia, termasuk berulang kali mengecam serangan Israel ke Gaza.
Dalam hal toleransi, Paus Fransiskus juga kerap bertemu pemimpin-pemimpin agama lain untuk berdialog dan memperjuangkan perdamaian.
Kita semua mungkin masih ingat, pada tahun 2019 lalu Paus Fransiskus menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia di Abu Dhabi bersama Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb.
Kunjungan ini merupakan peristiwa bersejarah, karena merupakan kunjungan pertama seorang Paus ke jazirah Arab.
Saat berkunjung ke Indonesia, Paus Fransiskus juga berkunjung dan berdialog dengan Imam besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar sebagai caranya menyatakan toleransi dan simbol perdamaian umat manusia.
Mencintai Alam
Paus Fransiskus sangat peduli pada keutuhan ciptaan Tuhan termasuk kelestarian lingkungan yang merupakan masa depan umat manusia.
Salah satu ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus, Laudato Si' merupakan ensiklik yang berbicara panjang dan dalam tentang pemikiran-pemikiran paus mengenai ekologi. Ensiklik ini sangat universal, sehingga layak untuk dibaca oleh masyarakat luas lintas agama.