Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muzamil Misbah
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muzamil Misbah adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kaitan antara Status BI Checking dan Peluang Kerja

Kompas.com - 10/09/2023, 11:23 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Di era ketika media sosial menjadi pusat perhatian serta tempat berbagai informasi yang tren/viral cepat menyebar, ada satu isu yang tengah ramai dibicarakan, yakni dampak kredit macet bagi peluang kerja seseorang.

Kini mulai banyak perusahaan yang menerapkan seleksi ketat untuk calon karyawannya berdasarkan status kolektabilitas kredit, terutama untuk mengisi posisi-posisi yang berkaitan dengankeuangan, seperti finance staff dan sejenisnya.

Tren tersebut tentu memberi dampak bagi para pencari kerja, terutama mereka para fresh graduate yang merasa perlu menyelesaikan masalah kredit mereka sebelum mulai masuk dunia kerja.

Status kolektabilitas kredit sendiri diatur oleh bank sentral dan dibagi menjadi lima kategori, yakni Lancar (Kol 1), Dalam Perhatian Khusus (Kol 2), Kurang Lancar (Kol 3), Diragukan (Kol 4), dan Macet (Kol 5).

Kategori ini mencerminkan kemampuan seseorang dalam membayar angsuran kreditnya tepat waktu.

Ketika seseorang berstatus Lancar dan Dalam Perhatian Khusus dalam perbankan termasuk dalam Performing Loan, sementara status Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet masuk dalam Non-Performing Loan.

Performing Loan: Lancar (Kol 1) dan Dalam Perhatian Khusus (Kol 2)

Status Lancar menunjukkan riwayat pembayaran angsuran tepat waktu, tanpa keterlambatan. Sementara itu, status Dalam Perhatian Khusus menunjukkan keterlambatan pembayaran hingga 90 hari.

Pihak bank, di tahap ini mungkin masih melihat aliran kas yang cukup baik, namun kurang mampu dalam membayar kewajiban.

Status Dalam Perhatian Khusus dapat mengindikasikan adanya potensi masalah keuangan.

Non-Performing Loan: Kurang Lancar (Kol 3), Diragukan (Kol 4), dan Macet (Kol 5)

Status Kurang Lancar menunjukkan keterlambatan pembayaran lebih dari 90 hari hingga 120 hari. Pada tahap ini, debitur sudah menunggak pembayaran pokok atau bunga selama beberapa bulan.

Status Diragukan menunjukkan keterlambatan lebih dari 120 hari hingga 180 hari. Pada tahap ini, debitur dianggap memiliki keterbatasan dalam membayar angsuran, bahkan jika masih memiliki aliran kas yang baik.

Status Macet menunjukkan debitur tidak membayar angsuran lebih dari 180 hari. Status tersebut adalah status terendah yang ada dalam kualitas kredit dan pihak bank perlu mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk pelelangan agunan,

Ketika seseorang memiliki status Macet dalam kredit, tentu akan berdampak negatif dan merugikan ketika ia mencari kerja. Banyak perusahaan menggunakan status kredit sebagai salah satu pertimbangan dalam proses seleksi.

Ini memunculkan kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas kredit untuk mempertahankan peluang karir yang baik.

Surat Keterangan Layak Kredit

Salah satu topik yang tengah menjadi perbincangan hangat adalah dampak kredit macet terhadap peluang kerja, terutama di kalangan generasi muda.

Belakangan sedang banyak perbincangan mengenai dampak kredit macet terhadap peluang kerja, terutama di kalangan generasi muda. Fenomena ini semakin mencuat lantaran banyak perusahaan yang mulai menggunakan kriteria, seperti Surat Keterangan Layak Kredit (SLIK) dari OJK sebagai salah satu pertimbangan dalam proses rekrutmen karyawan.

Mengapa Kredit Macet Menjadi Permasalahan?

Kredit macet merujuk pada kondisi di mana seseorang tidak mampu membayar angsuran kredit atau pinjaman sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

Ketika rekruter perusahaan mendapati calon karyawan yang memiliki status kredit macet, itu akan menunjukkan kemampuan finansial dan integritasnya. Hal itu tentu akan mengurangi nilai diri calon karyawan tersebut di mata seorang rekruter sebuah perusahaan.

Sebab, lembaga keuangan dan bank sering kali melihat catatan pembayaran kredit sebagai cerminan kredibilitas keuangan individu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com