Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Semua itu terangkai dan tersaji dengan sangat pas dan tak terkesan preachy, juga terasa begitu menyatu dengan rangkaian adegan yang slow-burn untuk kemudian meledak jelang sepertiga akhirnya.
Karakter-karakter baru yang diperkenalkan seperti Namor (Tenoch Huerta) dan Ironheart atau Riri Williams (Dominique Thorne) juga berjalan begitu mulus.
Kemunculan pertama Namor di film ini terasa sangat memorable sekaligus menghadirkan perasaan ngeri dan misterius. Hal ini berbanding terbalik dengan kemunculan Riri Williams yang terasa sangat fun dan seru khas film-film remaja.
Walau begitu, kedua karakter tersebut berhasil menghadirkan impresi baik bagi penoton dan tentu menunjukkan bahwa itu adalah hasil dari persiapan matang MCU untuk menghadirkan lebih banyak lagi kejutan di fase-fase selanjutnya.
Namun perlu diakui, bagi saya akting dari Angela Bassett yang memerankan Ramonda lebih memukau. Ramonda benar-benar sukses menjadi seorang ratu yang tangguh sekaligus piawai dalam menyembunyikan kesedihannya sepeninggal T’Challa.
Ia seakan menjaga sisi emosional film ini untuk tetap berjalan hingga mencapai titik puncaknya.
Seperti film pertamanya, Black Panther: Wakanda Forever tetap berhasil menyajikan keseriusan dan kedalaman cerita serta menampilkan ciri khas superhero movie secara seimbang.
Bagi saya, kedalaman cerita Wakanda Forever tidak mengalami penurunan, sajian superhero-things-nya pun disajikan dalam momen yang pas dan sukses mendapat tepuk tangan dari para penonton di beberapa momen klimaks.
Selain itu, serangkaian adegan pertarungan yang memuaskan mata, skoring, dan pilihan musik latar pendukungnya pun terasa begitu menyenangkan untuk didengar.
CGI yang disajikan juga memiliki kualitas yang baik. Hal ini terlihat ketika Namor terbang hingga melihat Talocan, sebuah negeri di bawah air yang indah dan kuno.
Berkat CGI yang apik, adegan-adegan seperti itu berhasil memberikan penonton pengalaman visual yang menyenangkan.
Maka tak heran bila saya merasa bahwa Black Panther: Wakanda Forever berhasil memberikan hiburan yang utuh dan bisa dinikmati dari segala sisi, baik dari audio, visual, dan cerita yang penuh emosional.
Dengan begitu jelas bahwa kemunculan film ini bukan hanya sekadar untuk melanjutkan cerita fase 4 MCU atau sekadar mempersiapkan karakter baru untuk fase-fase berikutnya.
Lebih dari itu, Black Panther: Wakanda Forever adalah sebuah sebuah warisan kokoh yang ditinggalkan dengan sangat baik tak hanya oleh Chadwick Boseman namun juga semua aktor dan kru yang terlibat.
Perlu diingat mereka memulai Black Panther di atas keraguan banyak orang akan karakter superhero berkulit hitam. Namun mereka berhasil membuktikannya melalui kerja keras dan terlihat dari hasil yang diterima di film pertama yang bukan tak mungkin terulang di film kedua ini.