Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Kelas menengah inilah yang sudah tergencet di dalam gerbong KRL, tergencet pula dengan berbagai kebijakan subsidi yang dinilai tidak pantas untuk mereka nikmati.
Apa yang mesti dilakukan oleh para pemangku kebijakan ini adalah jangan berpikir secara sektoral saja.
Subsidi pada transportasi massal seperti KRL CommuterLine harus dipandang dari kaca mata yang lebih lebar.
Golongan orang kaya yang memiliki kendaraan roda empat yang kerap membuat macet jalanan ibu kota lantas memilih untuk beralih menggunakan transportasi umum sejatinya adalah pahlawan subsidi dan pahlawan anggaran negara.
Selain turut mengurangi angka kemacetan di jalan, mereka juga turut berjasa karena tidak lagi menyumbang polusi udara dan tidak ikut menikmati subsidi BBM.
Jadi seharusnya sudah tepat jika KRL CommuterLine disubsidi tanpa pandang penumpangnya kaya atau miskin.
Justru negara harus berterima kasih kepada masyarakat yang rela menggunakan transportasi massal ketimbang menggunakan kendaraan pribadi dan berkontribusi terhadap tingkat kepadatan dan kemacetan di jalanan.
Tahun 2022 menyisakan akhir menggantung bagi pengguna KRL CommuterLine. Jika diibaratkan drama, akhir tahun 2022 masih menyisakan kata "bersambung" dengan episode berisi kejutan-kejutan yang akan terjadi di tahun 2023 ini.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Catatan Tahun 2022 KRL Commuter Line dan Potensi Kian Tergencetnya Kelas Menengah di 2023"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.