Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Terlebih jika sikap seperti ini dilakukan anak secara terus-menerus, maka bisa dipastikan ia akan tumbuh menjadi anak yang cekatan, sat-set, dan tidak pilih-pilih aktivitas/pekerjaan sekalipun ada kendala. Tentu dengan catatan, aktivitas yang dilakukan positif.
Sekolah memang berharap aktivitas pengomposan ini tidak berhenti ketika projek di sekolah selesai. Anak-anak bersama keluarga di rumah dapat melanjutkannya.
Sebab, aktivitas ini dapat memunculkan dampak yang sangat berharga, yaitu menjadi gaya hidup berkelanjutan anak dan keluarganya.
Di sekolah, aktivitas ini harus menjadi kebijakan berkelanjutan. Dilangsungkan secara berkala.
Pasalnya, selain bisa terus menghasilkan kompos dari sampah organik di sekolah, juga bisa membuat lingkungan sekolah menjadi bersih, segar, dan nyaman.
Jika proses pengomposan ini bisa berjalan dengan rutin, maka otomatis sekolah akan memiliki banyak stok kompos yang dihasilkan.
Dari banyaknya kompos ini tentu akan sangat membantu sekolah lebih mudah merawat kesuburan tanam-tanaman yang dipelihara di lingkungan sekolah. Siswa pun dapat memanfaatkannya untuk taman kelasnya, memupuk berbagai tanaman hias.
Jika masih ada kelebihan kompos yang dihasilkan, guru dan karyawan sekolah pun dapat memanfaatkannya untuk tanaman di rumah.
Bahkan, siswa pun kalau di rumah tidak mengadakan pengomposan sendiri bersama keluarga, dapat memanfaatkan kompos yang diproduksi di sekolah.
Terhadap anak-anak, sekalipun kita mengajak aktivitas mereka bersentuhan dengan tempat dan barang-barang kotor, penanaman kebersihan diri menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.
Sehabis bersentuhan dengan sampah harus membersihkan diri secara bersih. Ini pun juga cara berbagi, ada saatnya kotor; ada saatnya bersih.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Projek Pengomposan Ajak Siswa Berani Kotor dan Berbagi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.