Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Luna Septalisa
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Luna Septalisa adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Yang Luput Diperhatikan dari Fenomena Urbanisasi

Kompas.com - 12/05/2023, 06:52 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Di samping itu juga ada masalah soal harga bahan pangan yang tak bersahabat bagi petani: biaya produksi tinggi, namun harga di pasar anjlok.

Terkait hal ini, pemerintah malah lebih suka mengandalkan impor alih-alih melakukan berbagai upaya untuk melindungi para petani.

Faktor-faktor eksternal tersebutnya yang menjadi pemicu banyak petani akhirnya mejual tanah mereka. Masyarakat desa yang hidup dengan kultur agraris mau tidak mau dipaksa untuk berubah menjadi masyarakat industri.

Padahal kecakapan alami mereka adalah mengolah dan memanfaatkan hasil alam untuk berbagai kebutuhan.

Akibat tak ada lagi lahan yang bisa mereka kelola, pilihan bekerja sebagai buruh pabrik, mencoba cari peruntungan di kota-kota besar, atau menjadi buruh imigran di luar negeri menjadi tak terelakan bagi mereka.

Ketersediaan Lapangan Kerja yang Terbatas

Selama seseorang memiliki pendidikan dan keahlian yang memadai serta mental tahan banting, ia akan memiliki banyak pilihan dan kesempatan bekerja yang luas di kota-kota besar, terutama DKI Jakarta.

Sementara di desa, lapangan kerja sangat terbatas. Pilihannya menjadi petani, buruh tani, peternak, atau nelayan jika desa tempat tinggalnya berada di daerah pesisir.

Sebagian anak muda yang beruntung bisa memiliki pendidikan tinggi tentu akan lebih memilih merantau dan bekerja di kota yang pilihan dan kesempatan kerjanya lebih banyak daripada di desa.

Selain karena di kota lebih banyak pilihan dan kesempatan untuk bekerja, sarana dan prasarana di kota biasanya sudah lebih dulu maju jika dibandingkan di desa.

Ambil contoh internet, di beberapa daerah di Indonesia ada yang masih belum tersentuh oleh koneksi internet. Padahal di era teknologi modern saat ini, koneksi internet cepat, stabil, dan lancar adalah hal krusial yang diperlukan oleh pekerja di banyak industri.

Definisi "Kota" dan "Bukan Kota" yang Semakin Kabur

Pertumbuhan suatu kota tidak hanya dilihat dari pertambahan jumlah penduduknya, melainkn juga dari sistem transportasi publiknya, infrastruktur energinya, pasokan airnya, tata kotanya, dan juta perekonomiannya.

Meski urbanisasi kerap dikaitkan dengan kota-kota besar di suatu negara, dewasa ini tampaknya mulai terjadi pergeseran. Tak hanya kota-kota besar, kota-kota lain yang tumbuh dengan cepat juga menjadi incara para pencari kerja pendatang.

Hal ini terjadi seiring dengan konsep “kota” dan “bukan kota” yang semakin kabur. Para ahli perkotaan bahkan pernah memperkenalkan konsep kota megalopolis.

Wilayah provinsi Guangdong di Cina yang secara efektif telah menggabungkan 11 kota lainnya seperti Makau, Guangzhou, Shenzhen dan Hong Kong, menjadikannya sebagai kota megalopolis terbesar saat ini.

Kota-kota pesisir pantai barat Afrika, yang membentang sepanjang 600 km antara Abidjan di Pantai Gading dan Lagos di Nigeria juga berkembang pesat. Perkembangan ini diprediksi para ahli akan membentuk megalopolis terpadat di dunia pada tahun 2100 dengan populasi mencapai 500 juta jiwa.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Kata Netizen
100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

Kata Netizen
Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kata Netizen
Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Kata Netizen
Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kata Netizen
Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Kata Netizen
Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Kata Netizen
Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Kata Netizen
Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Kata Netizen
Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kata Netizen
Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Kata Netizen
Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Kata Netizen
Mari Kita Coba dan Biasakan Menabung Tanpa Drama

Mari Kita Coba dan Biasakan Menabung Tanpa Drama

Kata Netizen
Bekatul, dari Pakan Menjadi Pangan

Bekatul, dari Pakan Menjadi Pangan

Kata Netizen
Kenapa Ada Siswa Susah Makan Makanan Program MBG?

Kenapa Ada Siswa Susah Makan Makanan Program MBG?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau