Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Banyak perguruan tinggi kita malah cenderung menghasilkan lulusan yang hanya tunduk pada sistem, menjadi pekerja partai, dan kurang memiliki kapasitas serta kapabilitas untuk menjadi pemimpin kreatif serta membawa bangsa ini menuju kemandirian.
Terakhir, Nur juga menyampaikan karena sistem pendidikan kita yang kurang mementingkan pengembangan empati, dimensi spiritual menjadi rentan terhadap pertumbuhan kapitalisme moral. Keadaan ini mengarah pada perdagangan kebaikan dan jualan moral dengan mudah.
Contoh nyatanya bisa kita lihat dengan jelas dari mulai adanya praktik penetapan tarif manggung oleh ustaz (selebritas), hingga fenomena jual-beli ayat saat pemilihan umum menjadi hal yang biasa.
Berbagai fenomena tersebut justru menggambarkan bagaimana nilai-nilai moral dan spiritual seringkali dieksploitasi dan dijadikan objek transaksi ekonomi, bahkan dalam konteks jual-beli politik.
Harapannya, semoga keadaan ini tidak terulang pada Pilpres 2024 mendatang maupun koalisi 2024 yang belum jelas juntrungnya ini. [Mhg]
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dampak Politik, Polaritas, dan Tantangan Pendidikan dalam Menghadapi Pilpres 2024"