Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahéng
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Mahéng adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apa Kaitannya Anak Bakar Sekolah dan Pola Asuh Orangtua?

Kompas.com - 16/07/2023, 09:40 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kasus R (14) yang nekat membakar sekolahnya di Temanggung karena sakit hati setelah mendapat perundungan dari teman-teman dan gurunya sendiri adalah contoh tragis dari dampak yang dapat timbul akibat pola asuh yang tak sehat serta kekerasan yang dialami oleh anak.

Dalam buku "Homecoming: Reclaiming and Championing Your Inner Child" karya John Bradshaw dijelaskan bahwa ketika anak tidak mendapatkan kasih sayang yang layak sebagai manusia dari orangtua, keluarga, guru, dan sebagainya, hal ini dapat menyebabkan timbulnya rasa frustrasi yang kemudian berkembang menjadi trauma yang signifikan.

Di samping itu, dampak dari inner child yang terluka dapat tercermin dalam berbagai perilaku destruktif saat seseorang tumbuh dewasa. Misalnya, sabotase diri, menyakiti diri sendiri, perilaku agresif, hingga tindak kekerasan lainnya.

Terkait hal ini saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan Agstried Piethers, psikolog anak dan pendidikan, yang saya dapat dari buku Filosofi Teras milik Henry Manampiring.

Agstried mengatakan bahwa seringkali orangtua (atau mungkin juga guru?) memiliki tuntutan yang tidak realistis terhadap perkembangan putra-putri mereka.

Senada dengan apa yang disampaikan Patresia, "Anak bukan buku kosong tempat orang tua bebas menorehkan apa saja sekehendak mereka".

Mereka tidak boleh mengabaikan bahwa peran orangtua (mungkin juga guru?) yang ideal adalah sebagai pembimbing, pemandu, atau fasilitator, bukan atasan, penguasa, apalagi diktator.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tragedi Pembakaran Sekolah dan Inner Child: Mengapa Pola Asuh Penting?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau