Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ariana Maharani
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Ariana Maharani adalah seorang yang berprofesi sebagai Dokter. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Lemahnya Sistem Kebijakan dalam Penanganan Stunting di Indonesia

Kompas.com - 31/07/2023, 16:56 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Rendahnya penghasilan yang diterima juga akan membuat banyak orang mencari pekerjaan tambahan demi bisa menambah pundi-pundi untuk keperluan keluarga.

Bagi para orangtua yang mengalami hal demikian, mereka akan lebih sering berada di luar rumah, otomatis pengasuhan terhadap anaknya akan sangat berkurang, hingga tak sempat lagi mengawasi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.

Mereka yang disibukkan oleh pekerjaan ini pun akhirnya memiliki waktu yang sangat terbatas bahkan hanya untuk menyiapkan makanan yang sehat dan bergizi bagi anak-anaknya.

Dengan minimnya waktu tersebut, pilihan kepada makanan cepat saji atau makanan instan mereka ambil. Padahal jenis makanan instan tersebut tidak banyak mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.

Pola makan yang tidak tepat ini lalu dapat menyebabkan anak-anak kekurangan nutrisi dan berisiko stunting.

Kesibukkan mereka juga akan membuat mereka melewatkan pertemuan-pertemuan orangtua yang bersisi edukasi kesehatan di Posyandu. Melewatkan kesempatan untuk memantau pertumbuhan anak dan melewatkan edukasi-edukasi kesehatan terkait tumbuh kembang anak.

Sebenarnya bisa saja kita berasumsi dan menganggap bahwa tak ada lagi masyarakat yang berpenghasilan di bawah UMR karena negara sudah menjamin kesejahteraan semua masyarakatnya, masih banyak faktor lain yang herus diperhatikan oleh seluruh pihak untuk mewujudkan Indonesia tanpa stunting.

Faktor lain itu meliputi, pertama kebiasaan orangtua merokok di dalam rumah. Kebiasaan ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA serta diare yang sering menyebabkan rendahnya penyerapan gizi anak.

Kedua, rendahnya cakupan imunisasi. Kondisi ini dipicu oleh beberapa kondisi menyedihkan lain, seperti terdapat resistensi dari beberapa kelompok maupun individu terhadap program imunisasi yang diberikan pemerintah.

Selain itu juga penyedia layanan imunitasi yang tak merata menjangkau seluruh wilayah akan membuat anak menjadi rentan terhadap penyakit-penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Ketiga, kondisi lingkungna yang kian hari semakin memprihatinkan. Di banyak tempat masih banyak limbah buangan perusahaan yang tak dikelola dengan baik dan akhirnya mencemari permukinan dan berpengaruh terhadap kualitas air juga kualitas udara masyarakat.

Padahal air tersebut adalah sumber utama masyarakat yang digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah membuat makan dan minum.

Akibat tak sehatnya air yang dikonsumsi, maka akan menyebabkan banyak anak yang terinfeksi penyakit, seperti diare yang membuat banyak anak tak nafsu makan, dan pada akhirnya memiliki tingkat resapan nutrisi yang sanga rendah.

Keempat, stigma soal hal-hal penyebab anak menjadi stunting yang dibangun oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan akan membuat Posyandu menjadi tempat yang menyeramkan bagi banyak orangtua.

Stigma tersebut akan menahan mereka untuk rutin melakukan monitoring terhadap pertumbuhan anaknya. Padahal dengan rutin melakukan monitorin terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, orangtua telah berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Kata Netizen
100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

Kata Netizen
Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kata Netizen
Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Kata Netizen
Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kata Netizen
Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Kata Netizen
Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Kata Netizen
Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Kata Netizen
Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Kata Netizen
Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kata Netizen
Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Kata Netizen
Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Kata Netizen
Mari Kita Coba dan Biasakan Menabung Tanpa Drama

Mari Kita Coba dan Biasakan Menabung Tanpa Drama

Kata Netizen
Bekatul, dari Pakan Menjadi Pangan

Bekatul, dari Pakan Menjadi Pangan

Kata Netizen
Kenapa Ada Siswa Susah Makan Makanan Program MBG?

Kenapa Ada Siswa Susah Makan Makanan Program MBG?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau