Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Sejarah mencatat, angkot di Kota Bogor baru mengalami peningkatan jumlah yang signifikan pada tahun 2015. Di tahun itu jumlah angkot di Kota Bogor diperkirakan melebihi 4.000-an unit.
Jumlah inilah yang akhirnya membuat permasalahan kemacetan pada jam-jam tertentu di Kota Bogor. Kenaikan jumlah angkot ini juga diikuti dengan semakin masifnya pembangunan dan pengembangan yang ada di Kota Bogor.
Segala pembangunan tersebut otomatis juga ikut menambah jumlah penduduk. Dengan banyaknya penduduk ini, angkot yang bisa menjangkau hingga jalan-jalan kecil di Kota Bogor lantas menjadi primadona.
Akan tetapi, karena terlalu banyaknya angkot di kota ini justru malah menimbulkan masalah kemacetan di jalan-jalan utama Kota Bogor.
Melihat fenomena ini Pemkot Bogor lantas melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan jumlah angkot. Mulai dari aturan ganjil-genap, penertiban jalur, hingga aturan-aturan lainnya.
Meski berbagai upaya pengendalian angkot telah dilakukan, permasalahan kemacetan karena banyaknya jumlah angkot yang ada di jalan belum juga bisa teratasi.
Upaya lain ditempuh Pemkot Bogor dengan mendorong angkot keluar dari kota dan dijadikan angkutan pengumpan alias feeder dari wilayah luar Kota Bogor.
Penyebab lain kemacetan yang terjadi di wilayah Kota Bogor adalah volume kendaraan pribadi yang melintas di jalan cukup tinggi.
Sebagai orang yang sering melintasi jalan-jalan utama Kota Bogor, saya mengalami dan melihat sendiri ada banyak mobil yang hanya berisi satu orang.
Selain itu, pedagang-pedagang kaki lima yang nekat memanfaatkan badan jalan juga turut berkontribusi menyumbang kemacetan di Kota Bogor.
Coba saja lihat di jalan sekitar Jembatan Merah, di sore hari wilayah ini dipenuhi banyak pedagang. Selain di di sana, di sekitar Pasar Anyar hingga di jalan sekitar Alun-alun Kota Bogor juga dipenuhi pedagang yang memanfaatkan badan jalan.
Terkait kemacetan di Bogor ini, sudah banyak modifikasi lalu lintas yang sudah sering dicoba oleh Pemkot Bogor, terutama di jalan sekitar Istana Kepresidenan Bogor dan Kebun Raya.
Mulai dari modifikasi satu arah sehingga kendaraan diarahkan bergerak searah memutari Kebun Raya Bogor, hingga dibuat dua arah dengan memberi pembatas non-permanen dari tali tambang. Namun tetap saja tidak memberi perubahan berarti, Bogor tetap macet.
Lantas, apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor?
Pertama, pengurangan jumlah angkot alih-alih menghapus angkot secara keseluruhan. Dari segi tarif yang diberlakukan juga bisa diupayakan dengan dihitung berdasarkan jumlah kilometer yang ditempuh, sehingga angkot-angkot tersebut tidak lagi menerima semua ongkos dari penumpang, melainkan dibagi sebagian lainnya dari Pemkot Bogor.