Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irmina Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Irmina Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Apoteker. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kenali Ciri Obat Ilegal atau Palsu dan Cara Menghindarinya

Kompas.com - 19/09/2023, 11:53 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Meski demikian, bukan berarti kita sebagai awam sama sekali tidak bisa mencurigai apakah suatu produk obat asli atau palsu. Kita bisa melakukan pengamatan yang lebih teliti terhadap kemasan, pemerian (warna, baru, rasa) obat, dan khasiat obat yang dirasakan.

Jadi kira-kira apa saja sih ciri-ciri yang bisa kita amati untuk mencurigai obat palsu?

Untuk bisa mengetahui lebih detail, ada beberapa ciri-ciri obat palsu yang bisa kita cari tahu, antara lain sebagai berikut.

  • Kondisi kemasan mencurigakan

Ketika kita membeli suatu produk obat untuk pengobatan secara mandiri (swamedikasi), hal penting yang perlu kita lakukan adalah selalu mengecek label/kemasan obat tersebut. Kita perlu melihat apakah pada label/kemasan obat tersebut terdapat Nomor Izin Edar (NIE) dan jangan lupa periksa juga kapan tanggal kedaluwarsanya.

Sebagai informasi, sebelum obat beredar di pasar, desain serta warna kemasan termasuk seluruh informasi di dalamnya sudah dilaporkan kepada BPOM pada saat pengawasan pre-market (registrasi obat).

Biasanya, modus-modus para pembuat obat palsu itu adalah dengan memalsukan NIE, tanggal kedaluwarsa, atau nama produsennya tidak terbaca dengan jelas alias buram.

Selain itu, kondisi cetakan warna di kemasan yang tidak baik, seperti lebih pudar juga bisa menjadi salah satu indikasi bahwa obat tersebut perlu dicurigai sebagai obat palsu.

Modus-modus seperti itu biasanya dilakukan untuk meniru/memalsukan obat-obat/bermerek yang memiliki harga cukup mahal. Pemalsuan obat-obat ini bisa juga dilakukan dengan cara tidak memasukkan zat berkhasiat (plasebo) tapi tetap menggunakan kemasan obat yang asli.

  • Harga yang jauh lebih murah dari biasanya

Ketika mendapati harga obat yang ingin dibeli ternyata jauh lebih murah dari biasanya, hal itu patut dicurigai. Kemungkinannya ada dua, produk obat tersebut sudah mendekati tanggal kedaluwarsa atau memang karena obat di dalamnya palsu.

Biasanya, pelaku pemalsu obat ini menyasar konsumen dengan kemampuan ekonomi rendah. Modus yang mereka gunakan adalah memproduksi obat tanpa bahan aktif obat atau menggunakan bahan aktif obat dengan kadar rendah, lalu meniru kemasan asli dan menjualnya dengan harga jauh lebih murah dari biasanya.

  • Pemerian produk berbeda dari biasanya

Kita juga bisa menilai apakah obat yang kita beli palsu atau asli dari bentuk, warna, bau, dan rasanya. Seperti kita menemukan tablet atau kapsul yang lembek dan mudah hancur, bau dan rasa, atau warnanya berbeda dari obat sejenis biasanya.

  • Khasiat/efek berbeda dari yang seharusnya

Cara terakhir untuk mendeteksi apakah sebuah obat itu palsu atau tidak ini sebenarnya baru bisa diakukan ketika kita sudah terbiasa meminum obat tertentu.

Misalnya kita ketika batuk terbiasa meminum satu merek obat, ketika kita membeli obat tersebut namun mendapati efeknya tak langsung membuat kita sembuh dalam beberapa hari, kita patut mencurigai obat tersebut palsu.

Hal ini bisa terjadi karena kadar bahan aktif obat yang digunakan rendah (substandar) atau bahkan memang tidak ada zat berkhasiat yang dimasukkan ke dalamnya (plasebo).

Dampak Negatif dan Kerugian Akibat Obat Ilegal/Palsu

Ada banyak kerugian yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan dan peredaran obat palsu/ilegal. Tidak hanya kerugian ekonomi, yang paling fatal adalah kerugian kesehatan pasien.

  • Menurunkan/menghilangkan khasiat obat & pasien tak kunjung sembuh

Dalam membuat produk obat jika menggunakan bahan obat, baik bahan aktif maupun bahan tambahan, yang substandar atau pencampuran bahan lain yang mirip, akan berpotensi menurunkan khasiat obat dan malah akan merugikan pasien.

Akibat mengonsumsi obat palsu ini pasien justru tak kunjung sembuh dari penyakitnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan malah menimbulkan resistensi atau efek samping tertentu.

Dan yang lebih fatal dapat menimbulkan keracunan hingga kematian, apalagi jika menggunakan bahan baku yang mirip namun ternyata technical grade (digunakan untuk industri kimia).

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Kata Netizen
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Kata Netizen
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau