Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sri Rohmatiah Djalil
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Sri Rohmatiah Djalil adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Petani yang Gagap Teknologi dan Tantangan Menyambut IKD

Kompas.com - 22/12/2023, 17:35 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Padahal, kebanyakan warga usia lanjut belum mengerti apa fungsi IKD. Dalam arisan tersebut, terdengar ada yang bertanya sebenarnya untuk apa IKD ini.

Lalu, ada satu petugas yang menjelaskan bahwasannya dengan membuat IKD ini warga tidak perlu membawa fotokopi KTP jika ingin mengurus sesuatu, hanya tinggal menunjukkan identitas lewat aplikasi IKD.

Kendala dan Realitas Penggunaan IKD di Lapangan

Meski pemerintah sudah turun tangan langsung mendampingi dan membantu warga untuk membuat IKD, namun kenyataan di lapangan pengaplikasian IKD ini masih begitu minim.

Beberapa waktu belakangan saya kerap pergi ke kantor desa untuk meminta surat keterangan proses balik nama sertifikat.

Ketika mengurus prosesnya, petugas kantor desa masih saja meminta saya melampirkan fotokopi KTP. Ia beralasan hal itu dibutuhkan sebagai lampiran meminta tanda tangan Kepala Desa dan akan disimpan sebagai arsip desa.

Hal serupa juga saya alami saat pergi ke bank, membayar pajak, dan mengurus sertifikat. Semua petugas yang saya temui masih meminta fotokopi KTP alih-alih meminta saya menunjukkan IKD.

Keberlanjutan Implementasi IKD

Berangkat dari pengalaman tadi, lalu timbul pertanyaan. Apakah IKD ini benar-benar memberikan kemudahan bagi masyarakat, terutama para petani dan orang tua yang mungkin belum sepenuhnya terbiasa dengan teknologi?

Bagaimana pemerintah berencana mengatasi kendala yang muncul, terutama di kalangan generasi yang sudah sepuh?

IKD mungkin menjadi kemudahan bagi generasi yang akrab dengan teknologi, namun bagi petani dan generasi yang sudah sepuh, e-KTP mungkin masih dianggap cukup.

Perlu upaya lebih lanjut untuk memberikan pemahaman dan pelatihan, tak hanya untuk para petani dan warga sepuh, namun juga pada semua petugas di instansi terkait agar dapat mengakses dan memanfaatkan IKD dengan lebih efisien serta efektif.

Menghadapi era digital, tantangan ini menjadi langkah awal untuk memastikan inklusivitas penuh dalam pemanfaatan teknologi di berbagai lapisan masyarakat. Keseragaman pengetahuan dan penerapan teknologi menjadi kunci keberhasilan implementasi IKD ke depannya.

Dengan demikian, pemerintah perlu mengembangkan program edukasi yang lebih luas dan mendalam untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat dapat merasakan manfaat dari perubahan ini. Dengan begitu, Indonesia dapat memasuki era digital dengan lebih merata dan berdaya saing.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "IKD dan Petani yang Gagap Teknologi"

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Kata Netizen
Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Kata Netizen
Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau