Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andri Mastiyanto
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Andri Mastiyanto adalah seorang yang berprofesi sebagai Tenaga Kesehatan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Melihat dari Dekat Bagaimana Proses Rehabilitasi Narkoba Dilakukan

Kompas.com, 13 Maret 2024, 12:36 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Di antara kalian, ada yang tahu seperti apa proses rehabilitasi pecandu narkoba?

Jika belum, maka saya akan bercerita pengalaman penuh insight terkait pecandu narkoba yang perilakunya dapat berubah.

Lewat tulisan yang berisi catatan hidup saya ketika bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA pada tahun 2015 hingga 2019. Unit tersebut merupakan unit di bawah Instalasi MPE dan Rehabilitasi NAPZA RSKO Jakarta.

Di tempat inilah para pecandu narkoba akan menjalani proses rehabilitasi yang harapannya dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik.

Dengan pengalaman bekerja di unit ini, saya juga baru tahu ternyata masih banyak dari kita yang belum mengetahui apa itu RSKO, bagaimana proses rehabilitasinya, dan apa hasil yang akan terlihat ketika proses rehabilitasi selesai dilakukan.

Umumnya, mayoritas masyarakat hanya tahu bahwa proses rehabilitasi narkoba itu menggunakan teknik pengurangan dosis pemberitan obat-obatan medis.

Padahal, para pecandu dalam menjalani proses rehabilitasi tidak hanya mendapat penanganan medis sematan, melainkan juga diberi metode psikososial, perubahan perilaku negatif, serta bimbingan rohani.

Rangkaian proses tersebut dimulai dengan melakukan pemeriksaan atau tes narkoba, wawancara, dan asesmen medis yang disebut Addict Severity Index (ASI). Tes ini nantinya dapat menentukan metode terapi yang digunakan dan dibutuhkan oleh resident (sebutan pecandu narkoba setelah masuk rehabilitasi) nantinya.

Detoksifikasi

Langkah pertama ketika syarat terpenuhi, resident akan diarahkan ke layanan Medical Psikiatric Evaluation (MPE) atau lebih dikenal dengan sebutan detoksifikasi selama kurang lebih 14 hari.

Selama menjalani proses ini, resident akan diawasi dengan ketat oleh Tim Pemberi Asuhan untuk meminimalkan gejala putus zat (withdrawal) yang umum dialami dan kejadian keinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan kejadian bunuh diri.

Kemudian, jika sudah selesai, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan Tim Pemberi Asuhan akan menentukan dari hasil evaluasi apakah akan diarahkan ke layanan Rawat Jalan atau dilanjutkan ke Layanan Rehabilitasi NAPZA.

Fase Induction

Jika dokter dan Tim Pemberi Asuhan memutuskan bahwa resident bisa melanjutkan proses ke layanan rehabilitasi NAPZA, maka akan masuk ke tahap Entry/Orientasi/Induction yang dijalani kurang lebih 2 minggu.

Ketika menjalani proses ini, dalam kurun waktu satu bulan, resident tidak diperkenankan bertemu oleh keluarganya.

Di tahap induction ini, ada ritual yang wajib dilakukan, yakni resident dijemput dari MPE ke Unit Rehabilitasi oleh Konselor, Perawat, dan calon Buddy alias resident yang akan menjadi pembimbing.

Tujuan dari penjemputan ini adalah untuk menjalin hubungan emosional antara resident dengan calon “keluarga” barunya selama menjalani proses rehabilitasi. Setelah dijemput, resident akan diperkenalkan di main hall Unit Rehabilitasi NAPZA pada seluruh resident, kemudian kegiatan ini diakhiri dengan berpelukan bersama sebagai gambaran bahwa ia telah diterima sebagai anggota “keluarga” baru.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Kata Netizen
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Kata Netizen
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Kata Netizen
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Kata Netizen
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Kata Netizen
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Kata Netizen
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Kata Netizen
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Kata Netizen
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Kata Netizen
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Kata Netizen
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Kata Netizen
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Kata Netizen
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Kata Netizen
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Kata Netizen
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau