Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di Unit Rehabilitasi NAPZA, tidak mengenal istilah bangsal, melainkan rumah atau house. RSKO Jakarta menyebut bangsal Rehabilitasi NAPZA dengan nama Halmahera House. Penyebutan staf yang bertugas pun dipanggil “bro (brother)” dan “sist (sister).” Semua yang berada di rumah Halmahera adalah keluarga.
Pada fase induction ini, resident dikenalkan dengan terapi perubahan perilaku yang diintegrasikan dengan rehabilitasi medis oleh tim pemberi asuhan.
Di samping itu ada juga peran Buddy yang akan memberi pemahaman dan pendampingan soal program rehabilitasi narkoba yang akan dijalani setelah fase induction.
Peran Buddy di sini adalah untuk mendampingi dan memberikan rasa nyaman serta aman bagi resident baru. Sebab, jika resident sudah merasa aman dan nyaman, maka ia akan bisa menjalani seluruh rangkaian program dengan baik.
Di fase ini resident akan berinteraksi dengan semua penghuni rumah dalam sesi terapi berkelompok, adaptasi diri atas perubahan kesadaran tentang dampak buruk narkoba, serta intervensi psikologi oleh tim pemberi asuhan.
Pada fase ini pula, resident akan diberi motivasi agar dapat mendorong dirinya untuk meminimalisir keinginan penggunaan kembali zat NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya).
Apabila dalam menjalani fase ini resident terlihat kesulitan, maka tim pemberi asuhan akan memberikan metode Cognitive Behavioural Therapy (CBT) untuk mendorong proses perubahan.
Metode ini mengharuskan buddy yang mendampingi resident terlibat dalam proses pembinaan. Jika ada program yang dijalani resident belum sesuai, maka nantinya buddy lah yang akan dimintai pertanggubjawaban.
Pemilihan buddy serta konselor juga disesuaikan dengan karakter sang resident, agar proses pembinaan berjalan lancar dan tidak menemui banyak kendala.
Fase selanjutnya adalah primary, yakni program inti dari rehabilitasi. Di fase ini resident sudah tidak didampingi oleh buddy.
Pada fase ini pula, resident akan dikenalkan dengan konsep Therapy Community (TC) dan metode "dua belas Langkah." Terapi komunitas ini menurut Hayton (1988), merupakan metode terstruktur guna mengubah perilaku manusia dalam lingkup komunitas dewasa yang bertanggung jawab. Metode TC ini akan berhasil dengan catatan resident menyelesaikan proses secara lengkap.
Fase TC ini merupakan perwujudan dari blind faith yang harapannya resident percaya sepenuhnya bahwa program yang sedang ia jalankan akan dapat memulihkan dirinya dari ketergantungan narkoba.
Fase ini juga merupakan rekonstruksi diri dan penerapan pengetahuan yang didapat saat fase sebelumnya. Artinya, resident sudah diberi tanggung jawab dan wawasan mengenai hidup dalam sekumpulan orang yang disebut keluarga.
Ketika menjalani fase ini, resident akan menerima tanggung jawab sesuai di divisi mana ia ditempatkan saat rehabilitasi. Di periode 2015-2019, terdapat beberapa divisi, seperti kitchen, housekeeping, dan laundry yang masing-masing dipimpin oleh seorang head division.
Resident akan mendapat pengawasan penuh dari Co-Expeditors alias pengawas disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan divisi masing-masing.