Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ketika sudah yakin jenis reksa dana apa yang akan kita pilih, dan paham risikonya, serta sudah memilih produk reksa dana dari manajer investasi mana, barulah kita masuk pada tahap keempat, yaitu membuka rekening di agen penjual reksa dana, bisa di bank, perusahaan sekuritas atau perusahaan keuangan berbasis teknologi.
Jika belum memiliki Single Investor Identification (SID) kita wajib membuatnya terlebih dahulu, tanpa itu, tak bisa berinvestasi di reksa dana atau instrumen investasi lainnya.
SID adalah nomor identitas tunggal yang diberikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepada setiap investor di pasar modal Indonesia. SID berfungsi untuk mempermudah identifikasi dan pengawasan investor serta mencatat semua transaksi efek yang dilakukan oleh investor tersebut.
Cara membuatnya akan dibantu oleh petugas di agen penjualan yang kita tuju. Jadi itu tak perlu terlalu dikhawatirkan, cukup siapkan KTP, NPWP, dan rekening bank atas nama kita sendiri untuk transaksi pembelian dan penjualan reksa dana.
Kelima, setelah proses ini selesai dan sudah memilih produk reksa dana, kita bisa membeli unit penyertaan sesuai dengan modal yang kita miliki, bisa membeli sekaligus besar atau rutin secara bulanan.
Sampai disini artinya kita sudah sah menjadi investor reksa dana. Namun bukan berarti tugas kita sudah selesai, investasi harus tetap di pantau.
Cermati perkembangan investasi kita secara berkala, dengan melihat nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana yang mencerminkan harga per unit penyertaan.
Secara sederhana kita bisa melihat keuntungan investasi dengan formula seperti ini:
Keuntungan = (NAB Jual - NAB Beli) x Jumlah Unit Penyertaan.
Misalnya, kita membeli 100 unit reksa dana saat harga NAB-nya Rp1.000 jadi totalnya Rp100.000. Beberapa waktu kemudian nilai NAB-nya naik menjadi Rp1.200. Maka keuntungan kita Rp1.200-Rp1.000 = Rp200 di kali 100 = 20.000, jadi keuntungan kita Rp20.000.
Tapi harus diingat bahwa investasi reksa dana memiliki risiko fluktuasi harga, jadi jangan panik jika NAB reksa dana itu turun dalam jangka pendek. Fokuslah pada tujuan investasi jangka panjang yang telah kita tetapkan di awal.
Reksa dana adalah pintu gerbang bagi siapa saja yang ingin memasuki dunia investasi. Dengan berbagai pilihan produk dan tingkat risiko yang beragam, reksa dana dapat disesuaikan dengan tujuan dan profil risiko masing-masing investor.
Meskipun ada risiko yang perlu diperhatikan, dengan pemahaman yang baik dan pengelolaan yang bijak, reksa dana dapat menjadi sarana yang efektif untuk mencapai tujuan keuangan kita.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengenal Reksa Dana, Solusi Investasi Praktis dan Menguntungkan"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.