Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Dengan mengisi hari-hari lewat aktivitas bersama yang bermakna seperti berbuka puasa bersama, salat berjamaah, hingga mengajarkan nilai-nilai dan pengetahuan agama secara langsung.
Ada pula contoh inspiratif dari sekolah yang selama libur panjang memberikan kegiatan untuk siswa berbasis pendampingan orangtua.
Hal ini ditujukan untuk mendorong keterlibatan orangtua secara aktif. maka dapat menjadi sarana pembelajaran sekaligus mempererat bonding dalam keluarga.
Namun, untuk memaksimalkan peluang ini orangtua perlu berkomitmen. Tantangan seperti kesibukan kerja atau minimnya waktu untuk quality time harus diatasi dengan pengelolaan waktu yang baik.
Jika selama ini banyak anak yang "lost control" karena kurangnya perhatian orangtua maka Ramadhan bisa menjadi titik balik.
Satu bulan penuh dijadikan peluang untuk kembali memahami kebutuhan emosional anak dan menjalin parenting yang lebih erat.
Wasana Kata
Wacana libur sekolah selama bulan Ramadhan tampak masih 50:50. Untuk itu harus benar-benar menemukan win-win solution sebelum dikeluarkan menjadi sebuah kebijakan.
Menghadapi wacana perubahan kebijakan libur sekolah di Ramadhan maka penting bagi semua pihak untuk tetap mengutamakan keseimbangan antara pendidikan dan pembinaan karakter generasi muda.
Dengan demikian, esensi Ramadhan sebagai bulan penuh keberkahan dapat dirasakan oleh siswa, guru, dan seluruh elemen masyarakat.
Sebagai masyarakat yang bijak, diskusi seputar wacana ini penting untuk terus digalakkan.
Ramadhan bukan hanya soal ibadah dan spiritualitas tetapi juga ibadah sosial berupa tanggung jawab kita semua dalam mendidik dan membimbing anak.
Inilah waktu untuk benar-benar hadir tak hanya secara fisik tetapi juga secara emosional bagi anak-anak yang kita cintai.
Dengan pendekatan yang tepat hendaknya libur Ramadhan dapat menjadi momen bermakna. Maka dengan pendekatan tersebut siswa tidak hanya mendapat ilmu akademik tetapi juga pengalaman spiritual yang memperkaya jiwa mereka.
Semuanya bertujuan menanamkan nilai-nilai moral dan keimanan yang akan terus melekat pada diri siswa. Dan bagi orangtua supaya menguatkan fondasi keluarga yang lebih harmonis.
Sedangkan bagi sekolah, seperti apapun kebijakan yang akan diputuskan oleh pemerintah maka sekolah atau guru-guru akan menunjukkan bagaimana sekolah mampu menjadi tempat untuk mencetak generasi yang cerdas secara intelektual dan juga tangguh secara spiritual.
Semoga ini bermanfaat.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengkaji Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.