Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Septian Ananggadipa
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Septian Ananggadipa adalah seorang yang berprofesi sebagai Auditor. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Danantara, Pertaruhan Masa Depan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 25/02/2025, 11:31 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Membutuhkan Semua Mata

Pengalihan pengelolaan aset-aset BUMN ke Danantara, membuat badan investasi tersebut akan memiliki kewenangan yang sangat strategis.

Apalagi BUMN di Indonesia memiliki mandat penting untuk menyediakan berbagai kebutuhan pokok bagi masyarakat. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus benar-benar mengawal kinerja lembaga ini.

Dalam hal pengelolaan investasi, tentu perlu disadari bahwa risiko kerugian itu selalu ada, termasuk di Danantara ini. Sebagai referensi, Temasek pernah membukukan keuntungan return investasi 46% di tahun 2004, namun juga pernah merugi 30% di tahun 2009.

Tentu kita tidak ingin Danantara memiliki kinerja yang tidak baik atau kebijakan korporasi yang mengabaikan kepentingan masyarakat luas.

Oleh karena itu idealnya Danantara juga harus mengutamakan transparansi. Publikasikan secara berkala kemana dana investasikan dan bagaimana kinerjanya. 

Seperti kita bisa melihat secara detail bagaimana kinerja investasi Temasek dan Khazanah melalui websitenya.

Apalagi kita hidup di era digital, pengelola investasi sudah selayaknya mempublikasikan secara berkala bagaimana strategi, implementasi, dan performa investasi mereka.

Secara struktur, Danantara akan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Indonesia. Lembaga ini juga akan diaudit setiap tahun oleh auditor independen, sama seperti Temasek dan Khazanah. Pada tahun keuangan 2023, Temasek diaudit oleh PriceWaterhouseCoopers (PWC) dan Khazanah oleh Ernst & Young (EY).

Meskipun banyak pihak juga menyoroti dalam beleid perubahan Undang-Undang BUMN, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak bisa secara langsung melakukan audit, harus melalui permintaan DPR atau pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Oleh karena itu, masyarakat harus ikut memantau kinerja Danantara, karena jika lembaga ini gagal, masyarakat luas juga akan terdampak.

Kita harus belajar dari berbagai skandal fraud yang melibatkan SWF seperti 1Malaysia Development Berhad (1MDB), Libyan Investment Authority, Fundo Soberano de Angola, hingga Venezuela National Development Fund.

Kelemahan kontrol dan pengawasan membuat oknum-oknum yang tidak berintegritas menggunakan dana SWF untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. 

Dengan berbagai catatan tersebut, transparansi dan good corporate governance menjadi krusial apabila Danantara ingin unggul di panggung internasional.

Berbagai lapisan masyarakat juga sudah memberi peringatan dengan gerakan "Indonesia Gelap". Tentu kita tidak ingin kegelapan itu benar-benar terjadi, oleh karena itu pemerintah juga perlu adaptif terhadap masukan dan kritik berbagai pihak.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Danantara, Mengejar Solusi atau Ambisi?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Kata Netizen
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau