Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagas Kurniawan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Bagas Kurniawan adalah seorang yang berprofesi sebagai Auditor. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apakah Nasi yang Menguning Aman untuk Dikonsumsi?

Kompas.com - 16/03/2025, 21:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Untuk mencegahnya, nasi sebaiknya sudah dicampur dengan minyak atau santan disimpan di kulkas jika tidak akan dikonsumsi dalam beberapa jam ke depan.

3. Kontaminasi Mikroba atau Jamur

Selain reaksi kimia, kontaminasi mikroba juga dapat menyebabkan perubahan warna nasi menjadi kekuningan. Beberapa jenis bakteri atau jamur yang berkembang di nasi dapat menghasilkan pigmen berwarna kuning atau oranye (Chang et al., 2018).

Kontaminasi ini biasanya terjadi jika nasi dibiarkan di suhu ruang terlalu lama tanpa perlindungan dari udara atau kelembaban tinggi.

Konsumsi nasi yang terkontaminasi mikroba berbahaya dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare dan muntah akibat produksi toksin oleh bakteri seperti Bacillus cereus (FDA, 2020). 

Oleh karena itu, jika nasi yang dibiarkan di suhu ruang lebih dari 4-6 jam mulai berubah warna dan memiliki bau tidak sedap, sebaiknya dibuang untuk mencegah risiko kesehatan. 

Apakah Hal yang Sama Terjadi Saat Nasi Dipanaskan Kembali dengan Metode Lain?

Saat nasi yang sudah dingin dipanaskan kembali dengan cara dikukus, perubahan warna menjadi kuning biasanya tidak terjadi karena metode ini mempertahankan kadar air tinggi, yang menghambat reaksi Maillard dan oksidasi lipid.

Namun, jika nasi dibiarkan dalam suhu ruang terlalu lama sebelum dipanaskan kembali, kontaminasi mikroba tetap dapat terjadi.

Oleh karena itu, penting untuk menyimpan nasi dengan baik dan tidak membiarkannya di suhu ruang lebih dari 4 jam (Bryan et al., 1997).

Penyimpanan di kulkas dengan wadah kedap udara dapat memperpanjang umur simpan nasi tanpa meningkatkan risiko kontaminasi.

Nah, kalau di industri perhotelan, jasa boga, dan makanan siap saji, ada istilahnya 4 hour rule yang menjelaskan bahwa makanan yang siap disajikan, hanya boleh disimpan di suhu ruangan selama 4 jam.

Hal ini bukan tanpa sebab, karena ketika makanan dalam keadaan panas, memang mikroorganismenya sudah dieliminasi dan sudah tidak ada, namun kita perlu sadari bahwa mikroorganisme itu tersebar di lingkungan sekitar kita. 

Contoh, pada wadah piring yang digunakan untuk menyajikan makanan, tentu sudah bersih dong? Betul bersih, tapi bagaimana jika sudah terpapar dalam waktu yang cukup lama di lingkungan terbuka? 

Perlu kita sadari, bahkan di udara, tersedia banyak sekali mikroorganisme dalam bentuk yang dorman atau kita sebut sebagai spora.

Spora ini adalah bentuk aseksual dari mikroorganisme seperti contohnya kapang, dan nantinya akan berkembang sebagai kapang. Makanya kita bisa melihat seperti roti atau makanan yang berjamur, nah jamur itu adalah kapang yang tersebar melalui udara.

Oke, makanan yang sudah matang ini diletakkan di atas piring bersih dan didiamkan di meja makan.

Ketika didiamkan saja, tidak dihabiskan, tentu selama 4 jam ini, makanan tersebut sudah "dihinggapi" oleh spora-spora tersebut dan menyelimuti makanan tersebut.

Akhirnya, makanan tersebut bisa cepat basi, karena makanan yang hangat tersebut sudah dingin, sangat bergizi untuk mikroorganisme tersebut, akhirnya mereka tumbuh dengan cepat, karena kondisinya sangat subur untuk dapat tumbuh di makanan tersebut.

Ada yang namnya 4 hour rule, yang mana menjelaskan bahwa selama 4 jam ini juga, makanan tersebut masih aman untuk dikonsumsi, oleh karena itu, kalau di hotel, kita hanya disediakan sarapan dari jam 7 hingga 10 pagi, alasannya untuk keamanan pangan tersebut.

Jika sudah melewati 4 jam tersebut, segera masukkan makanan yang sudah kita hidangkan ini ke dalam kulkas, atau kita hangatkan kembali agar mikroorganisme di makanan tersebut sudah di minimalisir. 

Apakah Nasi yang Menguning Aman untuk Dikonsumsi?

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Tantangan HRD di Tengah Ramainya Efisiensi
Tantangan HRD di Tengah Ramainya Efisiensi
Kata Netizen
Menelisik Manfaat dan Harapan Gambut Tropis Indonesia
Menelisik Manfaat dan Harapan Gambut Tropis Indonesia
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Status Gizi Balita Kita?
Sudah Sejauh Mana Status Gizi Balita Kita?
Kata Netizen
Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Kata Netizen
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Kata Netizen
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau