Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Jangan salahkan puasamu ketika sakit menyerangmu.
Semakin hari, rasanya tubuh semakin pintar beradaptasi bukan? Atau merasa ada yang jadi salah?
Baru-baru ini saya mencoba melemparkan pertanyaan kepada teman-teman saya terkait masalah pencernaan yang barangkali sedang mereka rasakan.
Tentu, ini bukan karena puasanya. Akan tetapi, pola hidup yang dijalani selama puasa jangan-jangan ada yang perlu dibenahi. Menjadi tanda.
Salah satu keluhan yang sering dirasakan adalah masalah pencernaan. Masalah itu diantaranya adalah konstipasi/sembelit/susah buang air besar. Sebenarnya masalah konstipasi bukan jadi yang baru, hanya saja kejadiannya bisa makin meningkat.
Hal tersebut dibuktikan dengan survei kecil-kecilan yang sudah saya lakukan. Rupanya, meski alhamdulillah sudah banyak yang aman terkendali terkait pencernaan, masalah yang kemudian terbanyak dipilih adalah soal konstipasi.
Kenapa Konstipasi Bisa Meningkat?
Kasus konstipasi bisa meningkat karena beberapa faktor diantaranya adalah karena faktor pola makan yang tidak tepat terutama pada asupan serat dan juga cairan. Ya, keduanya secara langsung bisa meningkatkan risiko konstipasi jika tidak segera ditangani.
Di luar bulan puasa, asupan serat dan cairan masih sering ditemukan kurang. Rekomendasi serat yang direkomendasikan berbeda-beda dan tergantung usia. Umumnya, rekomendasi serat untuk orang dewasa rata-rata ada di rentang 25-30 gram atau lebih per harinya.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 tergambarkan bagaimana konsumsi serat yang dilihat dari konsumsi sayur dan buah. Data SKI mengkategorikan "cukup" apabila penduduk mengonsumsi sayur dan/atau buah (kombinasi sayur dan buah) minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu.
Data menunjukkan bahwa kurang konsumsi sayur buah di Indonesia sebesar 96,7%. Artinya hampir seluruh penduduk tidak mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan.
Alasan yang dilaporkan mengapa kurang mengkonsumsi buah adalah karena tidak ada (stok, harga) sebesar 61,8% sedangkan alasan konsumsi sayur kurang adalah akibat tidak suka (81,4%)
Nah, tantangannya semakin meningkat ketika berpuasa karena adanya keterbatasan jendela makan yang harus benar-benar dimaksimalkan. Seharusnya makan yang mengandung serat seperti sayur dan buah tersedia dalam menu sahur dan berbuka.
Akan tetapi bagaimana kenyataannya? kebanyakan orang asyik mengonsumsi makanan hanya karena keinginan yaitu makanan yang cenderung tinggi kalori, tinggi gula, tinggi lemak, rendah protein, dan tentu rendah serat.
Begini Cara Mengatasinya!