Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Oleh karena itu, SNI CXC 1-1969 Rev. 2022 menekankan pentingnya pemilihan lokasi yang higienis dan jauh dari potensi sumber kontaminasi.
2. Mengenali Risiko Produk yang Dijual
Setelah mendapatkan tempat yang aman, kita perlu mengenali kategori risiko produk yang akan kita jual.
Berdasarkan standar keamanan pangan, makanan dibagi menjadi risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan kadar water activity (aw) dan komposisi nutrisinya.
Kategori Risiko Tinggi
Produk pangan dengan aw > 0,85 memiliki kadar air yang cukup untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme patogen. Contoh produk:
Produk ini rentan terhadap pertumbuhan bakteri seperti Salmonella, Listeria monocytogenes, dan Escherichia coli. Oleh karena itu, perlu pengolahan yang lebih ketat seperti pasteurisasi, sterilisasi, dan pengemasan hermetis (BPOM, 2022).
Kategori Risiko Rendah
Produk dengan aw < 0,60 umumnya lebih stabil dan memiliki daya tahan lama tanpa pendinginan, seperti:
Untuk memastikan keamanan pangan, kita bisa menerapkan teknologi seperti modifikasi atmosfer kemasan (MAP) atau vakum packaging guna menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
3. Manajemen Alergen dalam Industri Pangan
Sebagai pengusaha di industri pangan, kita perlu menyadari bahwa tidak semua konsumen dapat mengonsumsi makanan secara bebas.
Alergen pangan seperti gluten, kacang-kacangan, seafood, dan susu dapat memicu reaksi alergi serius pada individu tertentu.
Oleh karena itu, SNI CXC 1-1969 Rev. 2022 mengharuskan pengusaha untuk mencantumkan informasi alergen pada label produk.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi silang alergen: