Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Alhasil, pekerja akan tetap bekerja meski saat hari libur. Bedanya, mengalihkan pekerjaan kantor dengan mengerjakannya di rumah atau bahkan ketika berlibur dengan keluarga.
Realitas ini yang membuat konsep work life balance begitu sulit untuk menjadi nyata. Bahkan terkesan hanya ilusi saja. Karena banyak sekali pekerjaan yang di PR-kan sehingga mengganggu waktu yang seharusnya diperuntukkan bagi kepentingan kehidupan yang lainnya.
Agar tidak menjadi ilusi semata, work life balance harus didukung dengan budaya kerja. Budaya kerja yang diciptakan oleh pemberi kerja dan si pekerjanya sendiri.
Budaya kerja yang manusiawi dan menjunjung tinggi kenyamanan para pekerjanya. Begitu juga dari pihak pekerja yang mau memberikan batas yang jelas antara pekerjaan dengan urusan yang lain.
Dengan begitu, waktu yang tersedia tidak tercampur antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain.
Penting untuk bisa membagi waktu dan membuat skala prioritas. Mana yang harus didahulukan, dan mana yang bisa ditunda terlebih dahulu.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Work Life Balance, Antara Kenyataan dan Ilusi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.