Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Calon konsumen pun bisa jadi malas berlama-lama mendengar tawaran sales.
Hal tersebut pernah terjadi pada seorang kenalan saya. Ketika ada calon konsumen yang dianggap potensial. Dirinya menghubungi si calon konsumen dengan menjelaskan produk panjang lebar. Bahkan calon konsumen seakan tidak diberi kesempatan berbicara sehingga komunikasi didominasi oleh kenalan saya ini.
Alhasil si calon konsumen yang mungkin lelah memilih mematikan telepon sepihak. Oleh karenanya, komunikasi yang sehat harus dua arah.
2. Perhatikan Waktu yang Tepat Saat Menghubungi Konsumen
Teman kerja saya pernah cerita bahwa dirinya sempat memarahi telemarketing asuransi.
Ia kesal karena dirinya dihubungi saat malam hari.
Baginya waktu selepas jam kerja kantor sangat tabu untuk membahas kerjaan apalagi diprospek oleh telemarketing.
Di sini penting bahwa sales atau marketing yang baik perlu memahami waktu yang tepat saat akan menghubungi calon konsumen.
Manager marketing atasan saya dulu menyarankan jika ingin bertemu klien atau membahas urusan penawaran sebaiknya dilakukan di antara jam 10-11 atau jam 1 siang hingga 3 sore.
Adapun pertimbangan khususnya dikarenakan di jam awal kantor seperti 08.00-10.00 adalah waktu sibuk staf untuk mengecek tugas harian, agenda briefing atau meeting dengan atasan ataupun mengerjakan tugas utama di kantor.
Pada jam tersebut, biasanya akan fokus memprioritaskan pekerjaan kantor dibandingkan menerima sales.
Di atas jam 3 sore juga kurang tepat karena biasanya orang sudah fokus untuk persiapan pulang.
Umumnya orang akan malas menerima penawaran dari sales atau marketing mendekati jam pulang.
3. Jangan Ragu Menyanjung Calon Konsumen
Bagi sales lapangan pasti mereka sudah paham bahwa ada konsumen yang suka disanjung. Misalkan memanggil si calon konsumen dengan sebutan bos, juragan, atau saudagar.