Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pada waktu itu, sebagai seorang ghostwriter Aa Gym, saya mencoba mengalibrasi sosok Aa Gym, terutama pemikirannya.
Salah satu caranya adalah saya rutin membaca tulisan-tulisan sebelumnya dan mendengarkan kaset ceramah beliau pada zaman itu.
Dengan demikian, gaya bahasa yang muncul pada buku itu saya usahakan adalah gaya bahasa Aa Gym. Saya tidak menulis keluar dari "pakem" Aa Gym dan tidak sesuai dengan pemikirannya.
Sejatinya pekerjaan ghostwriter itu memang “rahasia”. Ghostwriter tidak boleh menyebut bahwa ia bekerja menuliskan karya si anu atau si fulan karena terikat dengan kontrak/perjanjian.
Akan tetapi, terkadang terjadi kelucuan juga. Dalam acara peluncuran buku atau bedah buku, klien justru menyebut nama ghostwriter yang bekerja untuknya.
Saya juga jadi menyebut tugas ghostwriter untuk Aa Gym. Namun, itu bukan "rahasia", melainkan sudah rahasia umum.
Meski begitu, dalam beberapa referensi yang saya baca, seorang ghostwriter tidak selalu namanya tidak disebutkan.
Terkadang dalam karya seperti biografi/autobiografi/memoar, nama ghostwriter muncul dengan kalimat: sebagaimana dikisahkan kepada .... (as told to....).
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ghostwriter (Semestinya) Bukan Joki Tulisan"
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.