Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zahratul Iftikar
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ketahui Manfaat dari Mengompos Sampah Makanan!

Kompas.com - 07/07/2023, 14:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Oleh sebab itu, pengomposan sejatinya bisa meminimalkan dampak pemborosan makanan apabila dilakukan oleh setiap orang yang ada di Indonesia, sehingga sisa makanan akan bisa terurai sempurna dan tidak menjadi sampah.

Selain meminimalkan pemborosan, banyak manfaat lain yang didapat dari mengompos. Antara lain sebagai berikut.

  • Mengurangi emisi metan dari tumpukan sampah di TPA dan dari pembakaran sampah

Sampah yang menumpuk di TPA akan mengalami pembusukan. Pembusukan ini menghasilkan gas metan yang menyebabkan efek rumah kaca.

Salah satu dampak penumpukan sampah di TPA adalah munculnya efek rumah kaca. Sampah yang menumpuk akan mengalami pembusukan yang kemudian akan menghasilkan gas metan.

Gas metan inilah yang akan menyebabkan efek rumah kaca dan akan berpengaruh pada pemanasan global.

Maka dari itu, dengan melakukan pengomposan sampah organik di rumah, tentu akan bisa mengurangi kadar gas metan yang akan menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.

  • Melanjutkan daur materi organik

Materi organik mengalami sebuah daur kehidupan, dan daur hidup tersebut akan berjalan apabila terjadi proses pengomposan.

Manusia makan dari tumbuhan dan hewan, kemudian sisa konsumsinya mengalami proses pengomposan, kompos yang terbentuk akan menyuburkan tanah sehingga didapatkan bahan makanan untuk manusia dan hewan kembali.

Membuang sampah organik ke TPA artinya sama saja dengan memutus siklus kehidupan tersebut, sebab sampah tersebut hanya akan menumpuk tanpa termanfaatkan dengan semestinya.

  • Mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Pada 2022, menurut Kompas.id, Jakarta menghasilkan 3,1 juta ton sampah. Angka ini selanjutnya menempatkan Jakarta di urutan kedua dengan penghasil sampah terbanyak setelah Jawa Tengah yang menghasilkan 4,25 juta ton sampah.

Keadaan ini diperparah oleh kebanyakan TPA di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping. Artinya, sampah dikumpulkan di tanah terbuka dan tidak ditimbun menggunakan tanah.

Sistem open dumping ini tentu akan menyebabkan pencemaran air dan tanah, pencemaran gas metan, serta akan membuat tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk tumbuh subur.

Bau busuk yang dihasilkan oleh sampah yang menumpuk di tempat terbuka itu juga bisa tercium hingga beberapa kilometer dari lokasi TPA.

Risiko lain yang akan dihadapi TPA dengan menumpuknya sampah adalah akan berpotensi longsor dan ledakan akibat gas metan yang terperangkap dalam timbunan sampah.

Padahal, jika saja setiap rumah melakukan proses pengomposan maka sampah makanan alias sampah organik tersebut tidak akan sampai ke TPA dan tentunya beban TPA akan mengurang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com