Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Khusnul Kholifah
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sikap Asah-Asih-Asuh, Cara Mencegah Kasus Penculikan pada Anak

Kompas.com - 13/01/2024, 09:55 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

 Berita penculikan anak kembali terjadi akhir-akhir ini, membuat orangtua merasa cemas. Terlebih dalam beberapa kasus, penculikan anak kerap mengalami tindak kekerasan baik fisik maupun seksual yang membuat korban penculikan rentan mengalami trauma.

Oleh karena itu, untuk mencegah kasus penculikan anak, penting kiranya orang tua memprioritaskan kenyamanan dan keamanan anak ketika hendak bepergian terutama di tempat-tempat ramai yang tidak menutup kemungkinan rawan pencurian dan penculikan.

Menilik indikator motif penculikan melalui usia anak, Praktisi Kepolisian Sri Suari pada salah satu program stasiun televisi menyampaikan bahwa lokalisir modus penculikan bisa terjadi karena umur.

Terdapat tiga pola besar motif penculikan anak, di antaranya (1) kepentingan adopsi ilegal atau dibesarkan sendiri yang menyasar anak usia di bawah 1 tahun, (2) ekonomi atau mencari keuntungan uang melalui tebusan yang menyasar pada anak yang sudah bisa bicara, dan (3) eksploitasi ekonomi misalnya untuk mengemis yang menyasar usia di bawah 10 tahun dan eksploitasi seksual yang biasanya di atas 12 tahun ke atas.

Di samping itu, kasus penculikan dengan motif pedofilia juga mengindikasikan bahwa penculikan menyasar anak usia di bawah umur atau belum mencapai usia pubertas yang umumnya anak-anak di bawah usia 11 tahun.

Ada pula motif penculikan lainnya, seperti motif yang dilatarbelakangi dendam atau persoalan pribadi orang tua yang menjadi pemicu perebutan hak asuh yang melibatkan keluarga. Kemudian, satu lagi motif yang membuat para orang tua bergidik yaitu motif jual-beli organ.

Patut diingat, selain orang tua, peran masyarakat, pihak sekolah, serta pemangku kepentingan menjadi pagar penting menghindari penculikan anak.

Bentuk kepedulian sesama di semua elemen tersebut dapat menciptakan sinergitas yang memperkuat sikap saling asah, asih, dan asuh.

Sikap Saling Asah

Sikap saling asah mengacu pada sikap saling memperbaiki kemampuan dan potensi diri misalnya dalam hal intelektualitas. Orang tua sebagai ruang konfirmasi pertama anak sebaiknya mengevaluasi diri apakah pola asuh dan komunikasi orang tua terhadap anak sudah terjalin optimal atau belum.

Misalnya, orang tua menanyakan apa saja yang dialami anak hari ini, kemudian membiasakan anak untuk meminta persetujuan dan izin kepada orang tua ketika hendak bepergian.

Orang tua juga harus menciptakan komunikasi yang erat antara orang tua dan anak yang bertujuan agar orang tua dapat memantau segala aktivitas anak salah satunya dari cerita anak.

Selain itu, terdapat pengasuhan berbasis komunitas. Dari sini para orang tua dapat menjalin relasi bersama masyarakat bahkan pemangku kepentingan untuk berbagi ilmu, ruang, dan pengalaman.

Pentingnya pengasuhan berbasis komunitas terutama pada keluarga rentan misalnya melalui pembinaan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat, majlis ta'lim, komite sekolah, dan sebagainya.

Dengan demikian diharapkan semua masyarakat terlatih untuk menyampaikan serta melaporkan situasi dan kondisi yang sedang dialami.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Kata Netizen
Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba
Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau