Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yamin Mohamad
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yamin Mohamad adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Upaya Bersama Mengembalikan Kepercayaan Orangtua pada Sekolah

Kompas.com - 28/02/2024, 18:30 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sekolah bukan hanya tempat belajar; ia merupakan lembaga pendidikan yang membentuk karakter dan kemampuan anak-anak, berperan sentral dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, tingkah laku, dan tata krama, hingga karakter kepribadian.

Sebagai pilar pendidikan, sekolah memiliki tanggung jawab besar sebagai pemegang estafet kehidupan berbangsa di masa depan. Kepercayaan ini tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat yang mempercayakan anak-anak mereka untuk menerima pendidikan yang diharapkan di lembaga ini.

Namun, setiap sekolah memiliki tantangan tersendiri dalam mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan orangtua dan masyarakat. Pada dasarnya, keberhasilan sekolah dalam memberikan layanan pendidikan yang baik akan mencerminkan sejauh mana sekolah tersebut dihormati dan dipercayai.

Pada kasus tertentu, beberapa sekolah menghadapi dilema ketika kepercayaan orangtua terhadap mutu pendidikan yang diberikan oleh sekolah tersebut menurun dan akibatnya mereka memilih sekolah lain yang dianggap lebih dapat menjamin kualitas layanan pendidikan.

Pada pertengahan tahun 2019, saya dihadapkan pada tantangan serupa ketika saya mulai bertugas di SD Negeri 1 Embung Kandong yang terletak di Desa Embung Kandong, Lombok Timur. Pengalaman awal saya di sekolah ini membawa saya melibatkan diri dalam mengatasi kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh lembaga ini.

Salah satu permasalahan yang paling nyata pada hari pertama saya mengajar di sana adalah kondisi lingkungan sekolah yang tampak tidak terawat. Halaman sekolah menjadi tempat pembuangan sampah, bukan hanya dari warga sekolah, tetapi juga dari masyarakat sekitar dan pedagang keliling. Kondisi ini menciptakan citra kurang baik tentang sekolah di mata masyarakat.

Disiplin siswa juga menjadi sorotan utama. Tingginya tingkat ketidakhadiran siswa dan kurangnya efektivitas proses pembelajaran menciptakan suasana kacau. Waktu belajar dan istirahat seringkali tidak terkelola dengan baik, menyebabkan jadwal pembelajaran menjadi tidak terlaksana secara optimal.

Strategi Memulihkan Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah

Dalam menghadapi tantangan ini, saya menyadari bahwa diperlukan strategi yang tepat agar kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dapat pulih. Beberapa langkah strategis yang diambil antara lain:

  • Penegakan Disiplin Sekolah

Penegakan disiplin sekolah menjadi langkah pertama yang fundamental. Ini melibatkan perubahan perilaku terkait dengan kehadiran siswa tepat waktu, pengaturan waktu belajar sesuai jadwal, penggunaan seragam, dan pelaksanaan upacara bendera secara rutin. Dengan penegakan disiplin, sekolah berusaha membangun citra positif di mata orangtua dan masyarakat.

  • Kegiatan Ekstrakurikuler yang Menarik

Sekolah tidak hanya menawarkan kegiatan pembelajaran di kelas. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti pembentukan sanggar seni, siswa dapat mengekspresikan minat mereka. Kegiatan ini menciptakan kehidupan sekolah yang lebih dinamis dan menarik bagi siswa dan masyarakat sekitar.

  • Komunikasi Intensif dengan Masyarakat

Jalinan hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat dan orangtua menjadi kunci penting. Melalui rapat-rapat rutin dan kegiatan seremonial yang melibatkan masyarakat, sekolah menciptakan komunikasi yang intensif. Hal ini tidak hanya sebagai media sosialisasi program, tetapi juga untuk membangun kepercayaan dan keterlibatan orangtua dalam kehidupan sekolah.

Lingkungan sekolah yang bersih dan teratur menciptakan indikator positif terhadap manajemen sekolah. Upaya penataan sederhana, seperti mengubah area pembuangan sampah menjadi taman sekolah, memberikan dampak positif terhadap motivasi siswa hadir ke sekolah. Lingkungan yang nyaman juga menjadi faktor penentu kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

Hasil dan Masa Depan: Perubahan yang Terlihat dan Dampak Positif

Melalui langkah-langkah tersebut, sekolah secara bertahap berhasil membangun kembali kepercayaan masyarakat. Perubahan dalam penegakan disiplin, kegiatan ekstrakurikuler yang menarik, komunikasi intensif dengan masyarakat, dan penataan lingkungan sekolah memberikan dampak positif. Meskipun peningkatan jumlah siswa baru tidak signifikan karena keterbatasan populasi di desa kecil tersebut, tanggapan positif masyarakat sekitar mengenai citra sekolah menjadi indikator penting.

Transformasi ini menunjukkan bahwa melalui perubahan internal dan komitmen terhadap peningkatan kualitas, sekolah dapat memperbaiki citra dan membangun kembali kepercayaan masyarakat.

Dengan langkah-langkah yang tepat, sekolah dapat menjadi pusat pendidikan yang diandalkan dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan anak-anak sebagai pemimpin masa depan. Dengan menjaga momentum perubahan ini, sekolah berharap dapat terus memperkuat posisinya sebagai lembaga pendidikan yang dihormati dan dipercayai oleh masyarakat serta orangtua.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Upaya Sederhana Membangun Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah"

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Eksistensi Makanan Khas Tiwul yang Ramai di Kota dan Desa

Eksistensi Makanan Khas Tiwul yang Ramai di Kota dan Desa

Kata Netizen
Apa yang Membuat PON 2024 Ini Berbeda?

Apa yang Membuat PON 2024 Ini Berbeda?

Kata Netizen
Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kata Netizen
Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Kata Netizen
Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Kata Netizen
Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Kata Netizen
Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Kata Netizen
Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Kata Netizen
Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Kata Netizen
Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Kata Netizen
Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Kata Netizen
Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Kata Netizen
Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Kata Netizen
Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Kata Netizen
Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau