Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Di Balik Malasnya Orang Indonesia Jalan Kaki, Ada Tata Kota yang Buruk"
Waktu masih sekolah, sejak masa SMP hingga SMA saya selalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jarak tempuh yang diperlukan untuk sampai di sekolah dengan berjalan kaki lumayan jauh, yaitu sekitar 20 menit.
Namun, alih-alih memberatkan, jarak tempuh yang cukup jauh itu malah terasa seru karena banyak siswa lain yang juga memilih jalan kaki.
Jalan kaki ke sekolah menjadi pilihan karena memang waktu itu belum banyak tersedia pilihan lain. Hal tersebut karena tak semua orang memiliki kendaraan pribadi, bahkan akses angkutan umum pun belum tersedia.
Satu-satunya alternatif lain yang bisa digunakan adalah delman. Bagi yang tak naik delman, pilihannya tentu hanya jalan kaki.
Namun ini lah yang membuat jalan kaki terasa seru. Sebab, jalan kaki merupakan momen terjadinya interaksi antar siswa dari kelas yang berbeda atau bahkan antar angkatan. Pada waktu itu, setiap pukul enam pagi, jalanan banyak diisi oleh siswa SMP hingga SMA.
Sayangnya, pemandangan seperti itu menjadi langka di zaman sekarang ini. Mulai banyaknya orang yang memiliki kendaraan pribadi menjadi penyebab utama mengapa sudah jarangnya siswa sekolah yang berangkat dengan jalan kaki.
Mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau diantar orangtua mereka. Akibatnya, jika ada yang tetap jalan kaki ke sekolah seakan terkesan kuno saat ini.
Mungkin karena alasan itulah mengapa orang Indonesia kian hari kian malas untuk jalan kaki. Apalagi sekarang sudah ada angkutan umum berbasis daring yang membuat orang semakin malas jalan kaki.
Akan tetapi, selain alasan banyaknya pilihan transportasi, alasan lain mengapa orang Indonesia malas jalan kaki adalah tata kota yang buruk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.