Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Giri Lumakto
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Giri Lumakto adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

5 Faktor Penyebab Ngemis Online Semakin Marak

Kompas.com - 20/01/2023, 10:20 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Akhir-akhir ini di media sosial, terutama TikTok aksi mengemis online yang lebih mengarah ke eksploitasi kemiskinan sudah semakin mengkhawatirkan.

Para pengemis ini membuat siaran Live di TikTok dengan cara yang semakin ekstrem demi mendapat empati, views, dan tentu sumbangan atau gift.

Dari gift berbentuk diamond yang diberikan oleh para penonton di siaran Live tersebut, jika mencapai jumlah minimal 1.000 maka akan bisa ditukarkan dengan uang.

Aksi mengemis mungkin memang sudah ada sejak muncul peradaban manusia di muka bumi. Namun, model mengemis secara online ini pernah menjadi viral pada 2019 di Amerika Serikat.

Awalnya, seorang pemuda gelandangan bernama Jovan Hill meminta donasi melalui media sosial untuk membiayai kehidupannya.

Jovan Hill yang sangat lihai membangun cerita kehidupan gelandangan mengundang banyak simpati dari 200 ribu lebih pengikutnya di media sosial.

Mereka mulai membelikannya makanan, bahkan sampai ada yang memberinya iPhone. Di satu waktu, Hill pernah meminta dan mengemis uang sejumlah 7.000 USD. Ironisnya, donasi pun mengalir.

Selain para kreator konten yang mengemis kepada para pengikutnya, hal serupa juga dilakukan oleh pengikut sejumlah kreator konten di Indonesia.

Pada 2021 lalu, Arief Muhammad seorang kreator konten asal Indonesia pernah membuat konten ikoy-ikoyan atau giveaway.

Konten ikoy-ikoyan yang membagikan hadiah gratis ini “mendorong” banyak pengikut Arief Muhammad di media sosial untuk mengemis.

Bahkan fenomena mengemis ini juga dilakukan tak hanya ke Arief Muhammad tetapi juga ke banyak kreator konten lain agar memberikan giveaway untuk mereka.

Dengan banyaknya fenomena mengemis online di media sosial ini, saya melakukan pengaatan sederhana dan menemukan 5 faktor yang mendorong suburnya model mengemis online ini.

  • Perhatian dan Uang

Faktor pendorong paling mendasar seseorang melakukan aksi ngemis online adalah untuk menarik perhatian dan uang.

Para pembuat konten live mengemis di TikTok ini berusaha menarik perhatian pemirsanya lewat aksi-aksi yang memancing empati.

Dari perhatian dan empati yang didapat tadi, mereka akan mendapat uang dari gift yang diberikan pemirsanya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Kata Netizen
Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Kata Netizen
Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Kata Netizen
Ini Alasan Kompos Disebut sebagai 'Emas Hitam'

Ini Alasan Kompos Disebut sebagai "Emas Hitam"

Kata Netizen
Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kata Netizen
Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kata Netizen
Akhir Kisah Erik ten Hag dan Manchester United

Akhir Kisah Erik ten Hag dan Manchester United

Kata Netizen
Bagaimana Menghadapi Perundungan di Tempat Kerja?

Bagaimana Menghadapi Perundungan di Tempat Kerja?

Kata Netizen
Bisakah Kota Global Direalisasikan di Indonesia?

Bisakah Kota Global Direalisasikan di Indonesia?

Kata Netizen
Masih Adakah Harapan di Tengah Keputusasaan?

Masih Adakah Harapan di Tengah Keputusasaan?

Kata Netizen
Dodol Wijen, Dodol Tradisional dari Desa Serdang Kulon

Dodol Wijen, Dodol Tradisional dari Desa Serdang Kulon

Kata Netizen
Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Kata Netizen
Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Kata Netizen
Oktober sebagai Bulannya Para Penyayang Hewan, Kenapa?

Oktober sebagai Bulannya Para Penyayang Hewan, Kenapa?

Kata Netizen
Praktik Joki Ilmiah, Bagaimana Menghilangkannya?

Praktik Joki Ilmiah, Bagaimana Menghilangkannya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau