Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tutut Setyorinie
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Cara Tetap Bisa Mengompos Walau Musim Hujan

Kompas.com - 31/12/2024, 17:01 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Selain itu, tutupnya pun dilengkapi segel yang kuat dan rapat. Hal ini membuat kompos dijamin aman dari air hujan.

Komposter drum juga cocok untuk ditaruh di dalam rumah maupun luar rumah.

Jika di dalam rumah, ia tidak akan menimbulkan bau kompos karena dilindungi bahan yang tebal. Kalaupun ditaruh di luar rumah, drum ini sangat aman dari hujan maupun sengatan matahari.

2. Aman dari hewan pengerat

Tikus adalah musuh utama bagi para pengompos. Sebagai hewan omnivora, tikus bisa memakan hampir segala jenis benda.

Apalagi ketika mencium bau kompos yang terdiri dari macam-macam sisa makanan, wahh bagi tikus itu sangat menggiurkan!

Komposter kayu saya sudah menjadi korban gigitan tikus. Begitu juga dengan ember komposter saya yang berhasil dilubangi tikus.

Sejak pakai komposter drum, saya belum menemukan satu gigitan tikus di komposter ini. Semoga saja dengan bahannya yang tebal, komposter drum akan tetap aman dari hewan pengerat.

3. Bisa digunakan untuk jangka panjang

Berbeda dengan komposter ember atau galon bekas, komposter drum bisa digunakan untuk jangka panjang karena ukurannya yang besar dan bisa memuat banyak kompos. 

Kamu bisa memilih komposter drum dengan variasi ukuran mulai dari 20 liter, 30 liter, 50 liter, 80 liter hingga 200 liter. Semakin besar, maka kompos yang ditampung semakin besar dan semakin lama kamu bisa menggunakan.

Selain itu, dengan bahannya yang kokoh membuat komposter ini bisa dipakai berulang kali sampai benar-benar rusak. Ah, pasti lama rusaknya sih!

4. Memiliki keran dan bukaan untuk mengambil kompos

Pada komposter drum disediakan saringan untuk memisahkan kompos dengan air lindi yakni air hasil pengomposan. Air lindi ini nantinya bisa kamu panen untuk dijadikan pupuk organik cair.

Selain itu, bukaan kecil pada komposter drum memudahkan kamu untuk mengecek hasil kompos di bagian bawah: apakah terlalu basah, apakah terlalu kering, apakah siap dipanen atau belum.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau