Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sri Rohmatiah Djalil
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Sri Rohmatiah Djalil adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ini Cara Petani Minimalkan Risiko Heatstroke akibat El Nino

Kompas.com - 31/10/2023, 10:59 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Belum lama ini terdengar kabar seorang petani bernama Sukiyono (69), warga Bumiaji, Kecamatan gondang, Kabupaten Sragen yang meninggal di area persawahan. Ia diduga terserang heatstroke yang diakibatkan oleh cuaca panas selama berlangsungnya fenomena El Nino.

Dugaan meninggalnya Sukiyono akibat heatstroke diperkuat dengan adanya luka bakar di leher dan tangannya. Akan tetapi pihak keluarga menolak jenazah untuk autopsi. Dengan demikian penyebab pastinya tidak akan pernah diketahui.

Di tengah cuaca panas yang ekstrem ini memang risiko terkena heatstroke sangat besar, apalagi bagi kami para petani yang sebagian besar waktunya dihabiskan di sawah dan langsung terpapar cahaya serta panas dari matahari.

Apa Itu Heatstroke?

Heatstroke jika mengacu pada laman Kemenkes RI didefinisikan sebagai sebuah kondisi tubuh yang mengalami perubahan suhu secara drastis akibat cuaca panas. Dalam kurun waktu 10 hingga 15 menit, suhu tubuh seseorang bisa meningkat hingga 41°C.

Seseorang yang terkena heatstroke ditandai dengan tubuh yang justru tidak berkeringat, terganggunya proses pernapasan, irama jantung meningkat, serta tekanan darah menurun.

Heatstroke juga bisa menyebabkan seseorang kejang, pendarahan dari hidung atau mimisan, pendarahan pembuluh vena, luka memar, bengkak, dan sebagainya yang bisa mengakibatkan kematian.

Risiko heatstroke bisa mengancam siapa saja, terutama mereka para lansia yang masih melakukan aktivitas fisik di luar rumah berlebihan dan kemampuan tubuh untuk beradaptasi menghadapi cuaca serta iklim yang sudah berkurang jauh.

Cuaca panas ekstrem yang melanda Indonesia akibat fenomena El Nino belakangan ini membuat suhu pada siang hari bisa mencapai 37°C sampai 41°C.

Maka dari itu, sudah sepantasnya kita --terutama yang berprofesi sebagai petani-- untuk mengubah kebiasaan dan jadwal aktivitas di luar ruangan agar tak terkena heatstroke.

Cara Petani agar Terhindar dari Heatstroke

Peristiwa meninggalnya seorang petani akibat heatstroke belum lama ini membuat kami para petani mencari cara untuk tetap bisa bekerja di sawah masing-masing namun tetap mencegah risiko terkena heatstroke.

Beberapa cara yang kami lakukan agar meminimalisir risiko terkena heatstoke antara lain sebagai berikut.

  • Mengatur jadwal pergi bekerja ke sawah

Selama musim panas ini kami para petani seakan membuat kesepakatan tidak tertulis terkait jam kerja di sawah. Adanya fenomena El Nino yang menyebabkan suhu dan cuaca semakin panas membuat kami para petani mulai bekerja di sawah pukul 07.00 pagi hingga 15.30 sore.

Dalam rentang waktu itu, biasanya kami akan beristirahat pada pukul 10.30 hingga 13.00. Namun, jadwal kerja tersebut memang sangat fleksibel, bisa berubah sewaktu-waktu terutama karena faktor seperti cuara buruk atau hujan deras.

Saat musim panas, memang dianjurkan petani pergi ke sawah pada waktu pagi dan sore hari saja, kecuali memang sedang memasuki masa tandur. Di masa tandur atau mulai menanam padi, biasanya dilakukan dalam satu hari penuh karena terdapat risiko benih yang telah dicabut bisa mati.

Akan tetapi, apabila memang cuaca di hari tanam sedang tidak memungkinkan, tandur bisa dilakukan pada pagi hari atau sore hari ketika cuaca tak terlalu panas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com